Minggu, 21 Juni 2015

Kelak Jadi Apa?

Halo... sudah lama tidak bersua di blog sendiri.
Sibuk sih... atau pura-pura sibuk? Terserah.. yang penting kerja dengan ceria.

Malam ini aku sedang bertanya-tanya. Kelak kita jadi apa?
Kamu jadi apa?
Ok... mari berkhayal.
Kamu jadi kepala rumah tangga, aku jadi ibu rumah tangga + wanita karir.
Atau khayalan terburuk...
Kamu jadi bapak rumah tangga (saja) dan aku jadi ketiganya?
Oh no no no!

Mari berkhayal lagi....
Kamu sudah bekerja/punya usaha sendiri.
Sukses? Belum tentu.
Aku akan tetap bekerja.
Sukses? Belum tentu.
Tapi apa kita bisa seiring?
Apa kita bisa saling melengkapi?

Kelak kamu jadi apa, aku saja tidak tahu.
Kamu belum setara. Masa depanku masih samar-samar.
Kita bisa apa? Inginnya berubah bukan?
Dan aku belum melihat di antara setahun ini.

Mari berkhayal...
Keinginanku banyak yaa..
Tapi aku mulai mencoba menerimamu masuk dalam sendi-sendi hidupku.
Kita coba sampai kapan ya :)

Selasa, 10 Februari 2015

KE DUA PULUH TIGA

Kalau kamu tidak menemukan sebuket bunga, kamu akan menggenggam kue-kue.

Rasanya baru kemarin saya menyanyikan lagu Taylor Swift yang berjudul "22". Rasanya baru kemarin pula saya melepaskan tangan ibu saya dan berpamitan untuk menguji diri di ibu kota Indonesia.

Ulang tahun kali ini banyak cerita. Sangat banyak cerita. Mulai dari beragam impian hingga hal-hal yang tidak terduga.
Siang itu, 7 Februari 2015, ia datang. Tidak membawa apapun. Hanya ucapan "selamat", ya kupikir itu sudah cukup. Sangat cukup. Padahal di bayanganku adalah sebuket bunga. Nampak terlalu melankolis.

Kami berdua berdebat. Berdebat hingga menimbulkan rasa jengah.
Dan aku kembali ke Bandung.
Ketika membuka kamarku, tiga orang sudah bersiap di sana. Sebulat kue cantik menyambutkan. Sangat di luat dugaan dan bayanganku.
Dwi, pacar barunya, dan Eka memberikan kue pertama di umurku yg ke 23.
Kue pertama setelah hampir 14 tahun yg lalu tidak pernah aku dapatkan.
Tibalah temanku yg lain. Angel... dia memberikan sekotak coklat berbentuk beruang lucu. Kami makan nasi kuning buatan mamaku. Rasanya masih ada yg kurang. Entah apa. Mungkin masih kubayangkan sebuket bunga.

Dan aku kembali ke Jakarta esoknya. Kuminta ia menjemput, karena angkutan kota sudah mulai jarang. Ternyata ia mengecewakan. Akhirnya, aku naik taksi agar selamat.

Kembali bekerja dengan rasa kecewa karena kejadian malam yg lalu. Kuhilangkan semua gundah. Memang kami nampaknya tidak akan pernah bersama. Tidak akan pernah :) perlakuannya kini berbeda. Dan aku sedang membuang rasa.

Hari ini. Tepat 10 Februari 2013. Lewat tiga hari dari umurku yg ke 23. Orang-orang yang diutus Tuhan datang mendekat.
Merekalah teman sekerja. Teman seperjuangan. Teman seperantauan.
Mereka memberikanku kejutan. Sekotak donat dan sebatang lilin.
Aku masih merasa kosong. Lalu kejutan berikutnya adalah terigu dan telur. Ah kalian sudah pasti tau untuk apa itu semua.
Dari situ aku mulai paham... Mahabaik tidak meninggalkanku sendiri.
Ia mengganti harapanku dari sebuket bunga menjadi kue-kue manis dan kisah yang lebih romantis.
Teman-teman kerja BDP. Aku sangat berterima kasih.

Semoga Mahabaik melimpahkan sukacita di masing-masing hati.
Semoga dua puluh tiga bukan saja angka namun juga proses dewas.
I love you!

Follow my Twitter @_heniie