Sabtu, 25 Mei 2013

Malam Minggu Buku Buku

Lagi dan lagi. Inspirasi bisa datang dari sebuah percakapan tanpa kondisi yang dipaksakan.
Kemarin, hari Kamis, waktu dosen tidak masuk kelas lagi. Saya tidak menggerutu panjang lebar. Karena salah satu teman saya mengajak ke acara Kompas Kampus yang diadakan di Bale Santika Unpad.
Well.. geratis pulak dan dapat sertifikat.
Ujung-ujungnya sih saya dapat tas dari tupperware, karena bawa botol minum dari rumah.
Ketika itu pembicaranya Inayah Wahid, mungkin masih kerabat dengan Aburahamman Wahid, salah satu mantan presiden RI.
Oke... langsung ajah percakapannya, seperti ini. Iya... ini obrolan basi...
"Ah... elah Hen... bilang ajah.. kalau malam minggu elu kesepian kan?"
"Hahaha... nggak tuh"
"Bohong!"
"Selama masih ada tugas kuliah, malam minggu gue semakin mesra"
"hahaha.. iya bener juga. Astaga. Gue gak kepikiran"
Nah.... intinya ngapain sih meratapi hari sabtu, kan bisa diisi dengan bacaan ringan menggoda hati.
Selamat bermalam minggu dengan banyak buku <3 br="">

Jumat, 24 Mei 2013

KRING!!!

Kring. Si keras kepala mengambil ponselnya yang berbunyi. Getarannya sampai ke pundak. Tempat ia membawa ransel kuliah. Kring. Kembali suaru itu membuat si keras kepala kesal. KRING!
Bunyinya membuat rusuh satu bis kota.

"Halo?" Si keras kepala menjawab
Satu hal yang pasti ada perdebatan di antara ponsel yang satu dan ponsel di seberang sana.
Si keras kepala senang berdebat, itu jiwa yang sesungguhnya.
Atau si keras kepala justru senang dengan suara KRING?!
Yang bukan saja menggetarkan punggunya namun juga menggetarkan seluruh sudut jiwanya.
Ayolah mengaku saja.
Dasar Keras Kepala.

Tinta di Atap Rumah

Sore tadi, aku naik ke atap rumah. Memandang langit yang mulai berwarna jingga. Berharap ada pertanda di atas sana. Baru aku sadar... aku menulis ini...
Iya.. tulisanku jelek, karena nyamuk mulai berdatangan, sehingga aku terburu-buru saja menulis.
Semoga tinta yang keluar, lewat pulpen harga 2000-an, tidak berhenti sampai di sini.

SENDIRI MENANTI

Akankah kesendirian menemani saya seumur hidup?
Ataukah sebaliknya.
Well.. buat yang merasa 'sendiri', saya punya cerita menarik. Ayo... move on !! Ini penting dilakukan, untuk menjaga jantung tetap sehat #apasih.

Tiba-tiba di kantin waktu saya sedang minum kopi hitam, seorang teman duduk di sebelah. Membicarakan mata kuliah. Membicarakan tugas. Mungkin dia salah bertanya pada saya. Nilai saya pas-pasan.
Saya tergelitik melihat ponselnya, ia banyak menyimpan foto laki-laki, macam tentara atau polisi.
Saya tahu dia seperti apa. Hidupnya tidak bisa 'sendiri' harus didampingi.
-Astaga... cowok semua Ta (bukan nama sebenarnya =p)
Iya Hen... itu kriteria gue semua. Cariin yang kayak gitu dong Hen...
-*menelan ludah* Hahaha... mana ada gue punya kenalan botak-botak gini
Sialan lu Hen! Ganteng tau...
-Hahaha... cari tuh yang berkarakter Ta, yang pekerja keras *tertawa*
Mereka ini pekerja keras Hen. Buktinya, mereka bisa masuk kepolisian.
-Iya deh... terserah elu.

Hening....

Hen... lu gak minat pacaran?
-Ha? Ulangi? *serius ini budek*
Pacaran?
-Oooh... *minum kopi*
....
-Emang harus ya pacaran?
Haruslah... kalau lu gak pacaran entar nikah gimana?
-Hahaha.... gue gak bakal nikah Ta. Serius. Gak ada yang mau sama gue.
Eh!! omongan itu doa.
-Amin..
Henn *ditoyor habis-habisan* Ntar.. kalau lu gak nikah. Gak ada yang ngurus loh pas tua..
-Panti Jompo banyak coy... gak usah kuatir
Idih...
-Dengerin ya.. planning masa depan gue... gue akan kerja keras. Menabung. Gue akan membuat asuransi buat diri gue. Kalau ada 'apa-apa' gue diurus asuransi. Gimana? ide yang bagus kan?
PARAH LO HEN!!! Lu harusnya tau... lu tuh anak tunggal. Kalau masa tua lu sendirian gimana?
-Ah... berisik... muka lo serius amat. Becanda gue. Eh.. tapi tadi gue bilang apa? Asuransi? Ide yang bagus. =p

Jumat, 17 Mei 2013

Aku bahkan tidak mampu untuk menulis keajaiban Tuhan. Perasaan kecewa Ia ganti dengan suka. Duka yang mendalam ia hibur secara perlahan dan mengingatkan bagaimana semangat dulu sempat membakar harapan.
Aku bahkan merasa kecewa, entah bagaimana Ia membimbing, kesabaran terus diuji.
Aku semakin suka cara Tuhan menegur.
Pengalama selama bertahun-tahun harusnya membuat aku sadar, bahwa aku tidak berjalan sendiri.
Bahwa setiap jejakku memang dirancang dengan alasan.
Aku percaya aku bekerja keras untuk manusia adalah sia-sia.
Seharusnya semua apa yang dilakukan adalah untuk Tuhan. Biar nanti cara Tuhan yang bekerja menompang segala pergumulan.
Aku lelah dengan rutinitas dan aku sadar, ini buat siapa?
Seharusnya ini buat Tuhan. Namun yang terjadi, justru aku berpikir ini untukku dan untuk dia. Seharusnya aku tidak begitu.
Dan aku semakin tidak bisa berhenti menulis untuk Tuhan.

Kamis, 09 Mei 2013

SI WAKTU MULAI BERCERITA

Halo. Namaku Waktu. Aku bekerja dua puluh empat jam setiap hari. Aku diciptkan oleh manusia kemudian dilahirkan begitu saja, tanpa induk. Aku selalu bergerak dan tidak pernah beristirahat. Sesekali penciptaku sering menyadari keberadaanku ketika melihat bajuku, yaitu sebuah jam, berangka satu sampai dua belas. Melihat celanaku, melalui kalender, yang mereka namakan bulan, jumlahnya juga dua belas. Aku heran, mengapa mereka suka sekali dengan angka dua belas.

Aku mempunyai banyak sebutan di setiap negara. Di dunia aku sangat terkenal dengan nama panggilan time. Bahkan aku sering dijadikan bahan prinsip semua orang "time is money" kata mereka. Aku adalah uang. Wah... ternyata... manusia membutuhkan uang. Sedangkan secara tidak langsung, uang diciptakan olehku. Aku bangga. Penciptaku bahkan tidak mampu membuat uang, tanpa menghitungku terlebih dahulu.

Manusia kadang membuatku menjadi tameng untuk melakukan tugasnya dan bahkan membenahi perasaannya. "Biaralah waktu membunuh perasaanku" begitu kata manusia, dengan cara sok puitis. Sebenarnya aku tidak suka manusia membuat kata-kata seperti itu. Aku salah apa dengan mereka, sampai mereka menyuruhuku "membunuh". Aku tidak suka membunuh, aku lebih suka membuat damai dan membuat kue lapis legit, supaya manusia mencicipi manisnya Waktu, dan bersyukur kepada Semesta telah bergandengan tangan denganku. Oh iya... mungkin saja manusia menyuruhku "membunuh", karena mereka memang lebih suka cara instan daripada menikmati proses kesembuhan. Aku kecewa dengan penciptaku. 

"Biarlah waktu menyembuhkan perasaanku" hem.. ini lagi.. buatan manusia yang hebat. Aku disuruh "menyembuhkan" mereka. Aku punya ramuan apa? Aku juga tidak tahu di mana bisa menemukan obatnya. Tapi "menyembuhkan" masih lebih baik, ketimbang aku disuruh "membunuh". Namun setidaknya, penciptaku harus tahu, aku hanya dirancang untuk bergerak dan menentukan kapan mereka berhenti atau melanjutkan aktivitas.
 Aku terkadang disalahkan karena memutus sebuah pertemuan, dengan gampangnya mereka mengatakan "memang sudah waktunya kami berpisah". Hey... Aku tidak minta kalian bertemu dan berpisah. Kenapa kalian mengatakan, aku adalah sumber dari semua kekacauan ini? Ah... sudahlah... Aku juga mempunyai tanggung jawab untuk membuat indah. Baiklah aku harus terus berjalan, biarkan manusia membenahi sendiri keadaannya.

 "Segala seuatu indah pada waktunya" Aku suka sekali kata-kata ini. Tentu saja bukan manusia yang membuat kata-kata tersebut. Kata-kata itu adalah buatan Pencipta Semesta. Pencipta Semesta membuat aku mempunyai tugas untuk membuat indah, artinya aku merupakan tolak ukur manusia melakukan yang baik. Aku membuat perjanjian dengan Pencipta Semesta agar aku bisa membuat manusia tidak berhenti berharap. Aku dan Pencipta Semesta merupakan teman sekerja yang baik bukan?

Saat musim liburan, beberapa manusia menggunakan aku dengan baik. Namun ada pula yang tetap bekerja, belajar, dan berusaha. Zaman sekarang, aku merasa sedih dan kasihan kepada penciptaku. Aku membuat mereka sulit tidur di malam hari dan selalu bangun di pagi hari, tanpa mengerti datangnya matahari. Itu semua karena pekerjaan mereka harus diselesaikan sesuai kesepakatanku dengannya. "Pekerjaan ini harus selesai pada pukul sekian. Tanggal sekian. Bulan sekian. Tahun sekian". Aku kemudian merasa jahat setelah mereka terbelenggu karena aturanku (sebenarnya itu aturan mereka. Namun karena mereka memakai baju dan celanaku. Aku jadi terbawa-bawa). Aku membuat mereka sibuk. Seakan-akan semua mengejar uang, gelar, jabatan, dan yang paling menyedihkan mereka mengejar kesenangan. Tanpa peduli kesehatan, keluarga, dan sesama mereka. Aku bahkan tidak bisa berhenti untuk menegor mereka. Aku bergerak, membuat irama. Manusia merasa aku semakin cepat berlari. Padahal aku merasa sudah berjalan sesuai dengan aturan manusia.

Mereka pikir aku diciptkan oleh mereka, padahal aku diciptkan oleh Semesta. Ketika Semesta menyuruhku berhenti, mungkin aku akan benar-benar mati. Seperti manusia kelak pada saatnya.

Jumat, 03 Mei 2013

Seni Naik Kendaraan Umum

Kamu tahu seni naik kendaraan umum?
Aku baru sadar kemarin. Jika, seseorang ingin turun dari kendaraan umum, namun kendaraan tersebut berisi penuh penumpang, maka ketika ada penumpang yang turun. semua akan bergerak. Mempersilahkan penumpang tersebut turun terlebih dahulu. Kegiatan geser menggeser adalah pemandangan yang menakjubkan. Entah kenapa, bisa menakjubkan mungkin karena ada rasa saling memahami sesama penumpang.
Kegiatan geser menggeser dan hanya pantat yang bergerak itu juga salah satu yang lucu. Semakin dekat dengan pintu keluar, biasanya tempat itu yang paling dicari, apalagi jika tempat pemberhentian tidak terlalu jauh dari tempat memberhentikan angkutan umum sebelumnya.
Jika bertemu dengan segerombolan orang dan mereka saling berbicara di dalam angkutan umum, tentu saja mereka yang duduk sendirian akan mempunyai pemandangan baru, yaitu memandang mereka yang sedang berbicara secara bergerombolan. *Maka dari itu aku tidak suka berbicara di dalam angkutan umum, karena menjadi pusat perhatian =p*
Apa lagi ya???

Follow my Twitter @_heniie