Senin, 06 Maret 2017

UPAH DOA ADALAH "KUNCI"

Hal yang selalu gue kagum dari cara BAPA di Surga kasih pelajaran. "Nak.. kalau ngga salah, kamu ngga belajar" begitu kataNya.
Gue selalu percaya, jembatan gue ke Dia itu cuma doa. Doa itu ibaratnya membuka pintu apa saja. Pintu keraguan, pintu pengampunan, sampai pintu harapan.
Makannya ini berlaku semua sisi kehidupan. Romansa, pekerjaan, teman hidup, kesehatan, sampai tekanan.
Jadi kalau lo berdoa, percaya deh "kunci" yang lo cari buat buka "pintu" itu selalu ditunjukkan. Asal usaha juga.
Yesus gitu loh

Dan gue selalu percaya, ketika dikecewakan, Tuhan kasih pundak kita supaya kokoh. Biar apa? Biar kita ngga putus asa.
Masih mau ragu sama BAPA gue?
Terus kalo lo merasa dicurangin atau diboongin terus lo ngga tau kalau selama ini diperlakukan seperti itu?
Lah.. selayaknya bapa, ngga mau dong anaknya digituin.
Ia akan cari cara biar anaknya ngga diperlakukan seperti itu.
Kalau bapa yang baik pasti dia tau anaknya harus bergaul sama siapa. Jadi, ya.. Dia kasih cara biar anaknya tau, siapa-siapa aja sih yang lagi dihadapin.
Temen mainnya siapa aja sih, kasih pengaruh buruk atau baik.
Nah.. keren kan BAPA gue?
Masih mau macem-macem?
Ya.. itu sih urusannya sama BAPA gue.
Gue sih cuma merasa dilindungi.

Eh tapi kalau kita keukeuh gimana?
Misalnya... "Ngga mungkin deh Bapa, dia orangnya baik, pelayanan pula."
Kata BAPA sih ngga jamin. Itu urusan dia sama Aku.
Urusan kamu sama dia, ya buatKu ngga berekanan.

Terus gue ada sedikit ilustrasi, ada seorang anak perempuan, punya boneka kecil dia sayang banget sama boneka itu. Tapi BAPAnya minta boneka itu dibalikin. Soalnya di balik punggung sang BAPA dia udah nyiapin kejutan dan hadiah yang lebih bagus.
Kuncinya apa? Merelakan :)


Jadi, setelah sebulan jungkir balik buat move on, nulis hal-hal galau yang sumpah itu terapi. Akhirnya kita tulis yang seneng-seneng aja.

"Counting your blessings" oh men.. ngga bisa. Setelah kekacauan yang udah terjadi, BAPA selalu siapkan kejutan-kejutan kecil buat gue.
Ibaratnya "ini loh nak.. BAPA bawain sukacita, mama yang selalu jadi wonder wemen, teman-teman yang care, seseorang yang care, dan berkat-berkat lainnya, termasuk bebas dari stress. Kamu jadi ngga curigaan, hati ngga tertekan, mata yang udah bersinar, setelah berkali-kali Aku mengusapnya. Lihat kan..."
Yes.. He did.

Pada akhirnya, pencobaan-pencobaan ini adalah hal biasa. Apa yang kamu alamin pernah dialamin sama anakKu yang lain.
Tapi lihat mereka, kalau ikut kataKu, mereka terlihat lebih "bercahaya" kan. 

Oh ya, gue mau cerita hal konyol.
Jadi, si mantan yang katanya udah tobat tapi ternyata tomat (tobat kumat) ngasih gue satu ayat alkitab. Mungkin dia pikir gue ngga bakal tegar menanggung ini semua.
Dengan sedikit "ide" jahil, gue bales ayatnya (bisa dilihat di gambar)


Kalau dibilang gue bego mungkin. Tapi ada kalau kata penelitian sih sebaliknya. 
(http://warungkopi.okezone.com/thread/535235/pria-selingkuh-cenderung-ber-iq-rendah)

Dan well.. gue merasa lega. Gue ngga lagi sama orang yang IQnya tinggi di atas kertas aja  tapi justru merosot di kehidupan nyata. 
Gue yakin, bapak tukang becak dan setia sama keluarganya, kerja keras buat keluarganya yang anaknya sarjana saja, di atas kertas pasti pas ditest IQ ngga begitu baik. Tapi nilai IQ dia di mata sesama jauh lebih tinggi daripada di atas kertas.

Sometimes BAPA gue ngga mau anaknya terkecoh untuk kesekian kalinya.
"Nak.. inget apa yang kamu minta belum tentu Aku kasih, hm.. mungkin Aku kasih, tapi buat pelajaran aja, supaya kamu tuh sadar, kalau maunya kamu bertentangan dengan apa yang menurutKu baik"

So, saran gue, berdoalah untuk "pintu-pintu" yang sedang diusahakan. Nanti "kunci-kunci" yang banyak itu akan didapatkan dan sesuai.
Kata @adimasnuel sih "Tak semua masalah harus diselesaikan dengan cara-cara besar. Kalau yang tak sesuai lubang kunci, jangan kau ganti pintunya."
Semua pada akhirnya berujung di "kunci" kan.. ayo semangat berdoa supaya "kunci" yang tepat sesuai lobang kunci pintu yang kamu inginkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow my Twitter @_heniie