Jumat, 25 November 2011

Suara Klakson itu ...

Pasti kalian mengenal kendaraan umum kan ?!
Seperti angkot dan bus kota
Atau kalian salah satu penggunanya?
 saya gemar sekali menaiki dua kendaraan ini. Mereka salah satu saksi bisu perjuangan saya menuju salah satu kampus di kawasan ramai sepi, yang kata orang Bandung bukan, Sumedang pun bukan.
yap... saya sering membahas ini di akun blogger saya. Saya mempunyai kewajiban untuk mengutarakan apa yang terjadi di lingkungan lalu lintas pada umumnya.
Tentang kawasan rambu-rambu lalu lintas, tentang angkot, tentang segala hal yang terjadi ketika saya sedang berada di salah satu dua kendaraan ini.
Saya gemas harus mengatakan hal ini. Tidak perlu basa basi, saya akan sedikit bercerita di sini.

Jujur saja, saya salah satu orang yang sangat tidak menyukai bunyi klakson secara berlebihan, apalagi suara itu berasal dari mobil atau motor pribadi seseorang.  
Teeettttttttttttttttttttt
Begitu bunyinya. BERISIK dan MENYEBALKAN. Itu yang saya tengkap. Oh ya.. dan satu hal lagi mereka yang menelakson berasal dari mobil pribadi dan merasa mempunyai kepentingan paling penting daripada orang-orang yang berada dalam kendaraan umum tersebut. Heran saya.. sungguhan...
Hal pertama yang saya benci adalah ketika salah seorang penumpang menyebutkan 'Kiri', kemudian kendaraan bernama angkot itu menyingkir ke arah kiri sesuai target yang dituju, dan menghindari plang dilarang berhenti atau dilarang parkir, supir itu tepat mengenai sasaran turunnya penumpang, kemudian sebuah mobil pribadi dengan angkuhnya membunyikan 'bel peringatan' suara klakson itu menggema. Ah sungguh tidak sabar sekali pengendara itu.
Tidak tahukan dia, bahwa kepentingan bukan hanya milik dia seorang, sabarlah sejenak wahai pemilik kendaraan-kendaraan pribadi, mereka hanya mempunyai angkot, sedangkan kalian mempunyai kendaraan pribadi untuk mengebut lebih dari 100km/jam. Apalah artinya waktu tiga puluh detik saja, berikan sebentar bagi kami penumpang yang bergantung pada angkot-angkot ini untuk turun di sebuah jalan menuju trotoar, menuju lokasi di mana kami bisa mencari hak kami.
Supir mengomel 'Sabar atuh'
Saya mengumpat, berdoa, dan berharap.
Penumpang lain terkejut mendengar suara itu.
Ah... Mobil mewah rupanya. Lalu ?! perlakuan istimewakah yang harus didapat mobil mewah itu, bukankan mereka salah satu penyumbang emisi ? bukankan mobil-mobil pribadi itu salah satu sumber kemacetan di kota-kota besar. Lalu .... yang menjadi pertanyaan saya, mengapa mereka tidak sadar akan hal itu, mengapa sulit sekali mereka membuka mata, bahwa angkutan umum bukanlah suatu pengganggu namun menjadi penyangga bagi ekosistem kota, menjadi transportasi yang mengurangi tingkat kemacetan, dan satu hal lagi, mobil sebesar itu hanya diisi oleh satu ekor, ya orang maksudku. Mana yang lebih tega ?!
Baiklah saya tidak menyalahkan mereka yang mempunyai mobil mewah atau kendaraan pribadi lainnya, saya hanya kesal, kesal karena saya , dia, dan kami mempunyai kepentingan yang sama seperti kalian.
Berhentilah... membunyikan klakson saat angkot atau bus kota berhenti untuk menurunkan penumpang. Sebentaaaarr saja, tidak sampai tiga puluh detik mereka menyusahkan dan membuat kemacetan.
Suara Klakson itu... bisa dipakai untuk suatu hal yang lebih penting, dibandingkan memencet tombol klakson guna mengumpat supir-supir angkotan kota.
Dan... saya berterima kasih kepada bapak supir yang sangat sopan kepada penumpangnya, saya juga sangat berterima kasih apabila kelak saya lihat ada jalur four in one, empat orang dalam satu mobil... oh indahnya semua kepentingan =)

Saya lihat setiap hari warga Indonesia semakin taat, semakin baik, dan saya salut. Masyarakat tidak lagi menyebrang dengan seenaknya mereka menunggu lampu merah berhenti kemudian menyebrang dan kemudian lewat zebra cross, hem.. dan yang lebih saya salut tanpa kehadiran polisi pun mereka tau harus berhenti sebelum garis putih. Ah... saya suka sekali hal ini terjadi. Ini menunjukan bangsaku semakin hari semakin maju, semakin mengenal mana yang keren dan tidak keren.

Salam Cerita Di Sini

Selasa, 01 November 2011

Pemuda Sombong

kemarin, aku melihat seorang laki-laki masuk ke tempat fotokopian. tempat aku memfotokopi bahan presentasi keesok harinya. Hem... dari gayanya aku sudah tebak dia pasti orang mapan, membawa kunci mobil, dan gayanya anak muda zaman sekarang banget deh. Oke, mukanya tampan. aku nggak boong. suer. putih bersih, rapih bla bla bla.
Kemudian semua runtuh seketika setelah melihat sikapnya.
"Kertas folio ada?!" ia bertanya tanpa basa basi ke mas-mas fotokopian.
"berapa?" dia masih bertanya dengan gayangya yang super duper sombong *menurutku
Tukang fotokopian menjawab "ada"
dan kemudia kejadian yang membuat dia 'jatuh' di mataku adalah dengan tidak sopannya dia melempar ung 500-an (logam) ke meja, dan meja yang terbuat dari kaca itu pun berbunyi. sontak saja aku kaget,
dalam hati aku menggerutu "Ganteng-ganteng, sifatnya kayak gelandangan. Gak punya etika"
dan yag semakin laki-laki ini terlihat sombong adalah dia nggak mengucapkan 'Terima Kasih' sama sekali ketika kertas folio itu sudah berada di tangannya. ah dasar pemuda sombong.
*pengendara Honda City plat D, yang pernah parkir di depan Alfamart Tubagus* >.<




Follow my Twitter @_heniie