Kamis, 21 Juni 2012

Bongkar Muat

Jomblo, Sendiri, Single dan Pesan Tersembunyi

Waktu sore hari saya sedang melamun. Tiba-tiba otak saya tersengat oleh suatu pembicaraan menarik di sebuah radio. Kira-kira saya langsung tersadar dari lamunan, telinga saya fokus mendengar, sibuk mencari tempat yang nyaman untuk duduk anteng mendengarkan. Menyadari ada sesuatu yang menarik di dalam pembicaraan itu. 
Sebenarnya saya dan mama adalah pendengar radio sejati. Mama menyukai radio yang bernuansa rohani, dan saya menyukai yah... radio yang banyak kuisnya. hehehe...
Waktu itu radio rohani yang sedang mengadakan perbincangan. Tumben hati saya yang agak-agak ini mau mendekati pembicaraan yang hampir setiap hari membosankan. Karena yang dibicarakan tidak jauh dari sifat kerohanian. Kebetulan ajah sih, kali ini pembicaranya psikiater merangkap pelayan Tuhan. Jadi... lumayanlah...
Yah.... seputar masalah kehidupan, dan pencarian solusi. Acara radio ini ada saat sore hari. Nah... makin galau gak tuh. Sore pulak.  Jadi... ada penanya yang bilang seperti ini  


"Kalo, Tuhan menciptakan masing-masing manusia dengan berpasangan. Kenapa ya teman saya,  hingga ia meninggal, ia belum menemukan pasangannya. Padahal dia mapan, menurut saya dia juga baik dan cantik. Padahal dia bilang 'saya tidak pemilih', namun mengapa dia tetap sendiri ya"







Oke.. sampai sini, ada yang tertarik dengan jawabannya? Tunggu posting besok ya. :D

Sabtu, 16 Juni 2012

3 Masalah (belum ---- hampir ada solusi)

Masalah yang pertama sih masalah internal. Hem... Well... untungnya dari kecil, aku diajarkan oleh mama untuk tidak terlalu banyak mengadu soal keuangan kepada keluarga besar. Setidaknya bersyukur adalah kata yang terus menerus dipacu dimana pun dan kapan pun. Yap... jangan pernah bilang nggak punya uang, karena Tuhan bukan cuma kasih uang ajah kan =)
Dan... yang paling malas itu, kalo ada orang curhat, nggak punya uang bla bla bla. Secara pribadi aku dan mama merupakan orang menengah ke bawah. Tapi hebatnya mama selalu bilang, jangan sampai mengeluh masalah keuangan, ketika masih ada yang bisa disyukuri. Dan... pada pembuktiannya, selalu ada yang disyukuri. Kami selalu bilang 'belum' punya ini dan itu, bukan 'tidak'. Dan.. sebenarnya paling malas kalo UUD (Ujung Ujungnya Duit) gitu. Seperti malam ini, chating dengan salah satu keluarga, dan yak... kembali yang dikeluhkan ada keuangan. Dan.. hey.. aku malas tau kalo pembahasannya itu itu melulu. Seperti hidup di dunia ini hanya diukur oleh segepok uang. Gila... gak mikir nafas sama hasil kerja keras berbentuk makanan juga wajib menjadi benda yang disyukuri. Pfftt.... oke skip. Intinya sih kalem ajah sama apapun yang ada di dunia, termasuk uang. Okay?!
Mending nengok ke bawah kan (bukan lantai ya, ini semacam pepatah kuno yang manjur). Daripada melihat ke atas melulu. Liat ke bawah deh, berapa orang yang belum punya kesempatan yang 'sama', jangan liat yang lebih beruntung, beruntung bukan berarti hidup bahagia.

Masalah kedua sih simpel ajah. Tugas belum ada yang kelar satu pun. Padahal konsep sama draft sudah tersusun dengan baik. Gak ngerti deh ini sebabnya karena apa. Baiklah... tekat harus terlaksana. Hap hap.

Masalah ketiga... hehehe.. yang ini jangan dishare ah. Yah.. walaupun masalah ketiga ini selalu bikin galau. Biasa lah masalah kaum adam yang menguras energi positif. Fufufufu. Pokoknya masalah ketiga ini gak jelas mau dibawa ke mana. *HE?!*

Senin, 04 Juni 2012

Blanco dan Keheningan Malam

Di dunia ini cuma ada dua hal yang saling bertentangan, positif dan negatif, mereka bahkan mampu membuat jarak dalam keberadaan diri sebuah benda bernama magnet. Benda itu kemudian menjadi filosofi saya sekarang ini. Ah... sudahlah... membahas magnet sama dengan mambahas fisika yang dapat membuat kening mengerutkan searaha alis berada temu.

Aku kurang paham mengapa semua harus terasa baik-baik saja padahal tidak, atau bahkan sebaliknya, mengapa yang terlihat tidak baik justru ditafsirkan menjadi baik, sudah jelas-jelas itu negatif, namun tetap dilihat baik.

Malam, ini aku mulai bercengkraman dengan blanco (nama laptop putihku, dan dengan konyol aku menamainya seperti hewan peliharaan), aku melihat menilik dari sudut satu ke sudut lainnya, betapa benda ini menganggumkan, seperti pada saat magnet ditemukan. Benda ini mengontrol emosi, mengajak bernyanyi, berbicara dengan kata, mengubah perasaan menjadi tulisan, dan membuat positif menjadi negatif, bahkan sebaliknya.
Terhanyut dengan blanco dan buku yang ada digenggaman, sebuah tugas yang belum terselesaikan. Mendadak mengingat sesuatu bahwa dunia berhasil direngkuh dengan sebatang tombol. Mengerikan. Salah tafsir banyak dijumpai di sini, kata-kata yang dianggap abcd menjadi prioritas utama, ntah ... apa yang aku cari di sini. Terlalu banyak kehebatan yang tidak terselami.

Blanco mengajakku melihat keheningan malam di luar sana, ia mengajakku tidak jauh-jauh. Ia mengajakku cukup duduk dan menikmati segala yang tersaji di atas planet ini melalui satelit buatan manusia. Aku merasakan kesedihan, aku merasakan kesenangan. Konyol, sekali Blanco, ia bisa mengobrak-abrik perasaanku hanya dengan ia pandai mengajakku melihat keheningan malam. 
Melihat ternyata dunia menggagaskan sesuatu yang tampak rancu menjadi lebih runcing dan siap ditancapkan.

Ah... aku menulis apa. Aku saja tidak paham.. bahkan Blanco cukup bodoh tentang apa yang kutulis, satelit bahkan menyerap tulisanku, namun tetap saja tidak bisa mengerti apa yang aku rasakan. Satelit, gravitasi bumi, magnet, mungkin berhasil mengaduk segala yang dirasa, namun betapa pun itu, Blanco sedikitnya sudah berhasil mengajakku merasakan keheningan malam.

Follow my Twitter @_heniie