Sabtu, 30 Juli 2016

SINGLE FIGHTER

Ternyata bukan tujuan. Tapi pembelajaranlah yang aku dapatkan.
Kenapa harus ada perkenalan di lift
Kenapa harus ada ciuman tulus
Kenapa harus ada dia
Kenapa harus ada kebohongan
Kenapa harus ada ketidak setujuan
Kenapa tidak ada reaksi
Kenapa ini menyakitkan sekali
Doa yang dijawab ternyata malah menambah luka

Sejak bulan kedua dia melakukan kesalahan dan kuberi kepercayaan.
Sejak dia berbohong untuk kesekian kalianya tentang status hubungan kami di hadapan seseorang yang kuanggap penting dan restunya adalah jembatan hubungan kami.
Dan aku masih bertahan dengan hati yang masih belum pulih.
Sejak dia memilih pergi pada bulan ketiga, aku tahu ada yang tidak beres ke depannya. Namun aku masih percaya Semesta menyertai hubungan kami. Aku mencoba maklum.
Aku semakin harus maklum di tengah kesibukan kami.
Seminggu sekali bertemu jarang teralisasi.
Sebulan sekali kadang-kadang terjadi.

Aku mungkin lelah.
Dia mungkin menyerah.
Dan kami kalah.

Aku ingat di bulan ini kami memulai berkomitmen. 30 tanggal lahirnya, bulan ketujuh - tujuh adalah tanggal lahirku. Ternyata tidak semulus itu kami berkomitmen.
Laki-laki jawa dan seiman yang aku nanti-nantikan. Laki-laki jawa dan seiman yang aku harapkan membawaku dalam jenjang keseriusan, yang sayang padaku dengan tulus. Yang katanya mencari perempuan serius. Yang ternyata berulang kali dibohongi.

Aku kini (Januari 2017 - sengaja kutulis tanggal segini, supaya menjadi pengingat) merasa dipinggirkan dan disingkirkan. Aku berjuang sendirian. Aku payah menjadi partner. Aku merasa gagal. Dia merasa aku egois. Dia merasa dia benar. Dia mempermainkan aku melalui kata-kata terakhirnya.
Sakit yang terbantahkan.

Aku kalah dengan dia yang sudah lima tahun menjalin kasih asmara.
Intuisimu bukan kepadaku. Ia tidak pernah sayang padaku. Ia tidak pernah benar-benar berjuang.
Aku bukan pilihannya. Aku hanya tempat ia singgah untuk mendapatkan jumlah barisan para mantan.
Jahat dan tega sekali kamu mas.
Bullshit dengan alasan "aku tidak mau menyakiti hatimu lebih dalam" kenyataannya adalah kamu sudah melakukannya sebelum ini. 
Ketika saling menyakiti, kalaupun kamu masih sayang, seharusnya kamu datang menyembuhkan.
Karena cinta menyembuhkan bukan meninggalkan luka.

Kamu bangga kan sekarang, deretan mantanmu semakin banyak. Dan perempuan itu adalah salah satu pembuktian. Ia masih mengejarmu. Dan kamu bangga akan hal itu. Selamat. Kamu sudah melukai hati perempuan lain.
Doaku kamu hancurkan berkeping-keping.
Aku pindah dari suatu tempat, juga kamu tidak tahu kalau itu demi kamu. Pindah kontrakan yang semua orang tidak mendukung, aku terjang juga. Demi bisa bersamamu.
Giliran aku dalam masalah pelik. Kamu tidak ada.  
Kamu hanya figur yang aku doakan, tapi ternyata tidak bisa kuandalkan. 
Andai kamu waktu itu cukup berinisiatif dan bilang "maaf ya aku ngga bisa bantuin kamu" mungkin sekarang (Januari 2017) kita masih bersama.
Ternyata sekarang aku hanya bisa jadi Single Fighter

Selamat ya mas, barisan mantan kamu bertambah lagi.
Selamat ya mas, kamu akan sangat bangga pastinya.
Selamat ya mas, kamu memang pantas bersama dia yang sama-sama melanjutkan pendidikan. Aku bukan pilihan yang tepat.
Permakluman aku yang sebelum-sebelumnya adalah sia-sia.
Kita menyepi dan mungkin cita-cita altar hanya angan-angan :')
Semoga kamu menemukan pelabuhan terakhirmu. Jangan tambah barisan mantan, kasian anak-anakmu kelak, dapat obrolan sana sini kalau ayahnya dulu tidak baik.
Semoga kamu sukses dengan perempuan yang mau lebih memaklumi kamu.
Aku tidak akan pernah bisa.


Biar sedih ini aku peluk sendiri.
Kamu memang sedari awal memilih pergi dan payahnya aku menahamu yang tidak mau bersamaku lagi.

Tapi aku percaya, cinta sejati, entah untukmu atau untukku akan menemukan jalannya :)

Follow my Twitter @_heniie