Minggu, 18 Desember 2016

Beragama itu kayak pacaran, santai aja. Kalau belum bisa pastikan masuk surga/jadi nikah ora usah ngoyo. Nek luput isinmu mbok gowo mati. -@adimasnuel

Tik tok tik tok...
Nah.. ini pelajaran penting.
Santai saja. Ingat jangan pertaruhkan apapun. Jangan pertaruhkan waktu dan pikiranmu untuk seseorang yang tidak peduli tentangmu. Yang masih menimang-nimang mau dikondisakan seperti apa hubungannya nanti.

So gais, janganlah terlalu mempublish apapun yang belum pasti. Sesekali boleh. Tapi jangan banyak banyak dan cukup tersirat saja.
Karena benar kata si kicauan adimasnuel. Isinmu digowo mati.

Inget, jangan pertaruhkan apapun yang belum pasti. Itu aja sih intinya.

Selasa, 06 Desember 2016

Ujian yang satu belum rampung. Ada ujian yang lainnya lagi.
Gpp, kalo kata orang-orang biar naik kelas. Entah naik kelas buat saya atau buatmu.

Minggu, 04 Desember 2016

Semoga cara kita meyakinkan diri sendiri. Diikuti dengan restu Semesta.

Segala sesuatu ada porsinya.
Porsi untuk marah. Kecewa. Ragu-ragu. Sedih. Senang. Meyakinkan dan diyakinkan.

Tugas baru menanti. Tuhan memberikan challenge. Apakah kita menjalaninya dengan iman dan pengaharapan sepenuh hati?
Atau sebaliknya hanya berlandaskan emosi?

Dadu sudah dikocok kembali. Entah hoki atau rugi. Apapun hasilnya kelak, Tuhan tidak biarkan kamu sendiri. Genggaman tanganNya selalu tepat saat kamu mulai mengambil keputusan.

Tidak ada keputusan yang salah atau keliru. Yang ada hanya sikap menjalaninya. Yakin atau ragu-ragu. Itu saja.

Green terrace (Desember 2016, dengan angin kencang di Jakarta Timur, dan penantian dua jam di bawah pohon pete cina)

Percakapan kampret malam ini
G - Gege
H - Henceu

H: ye.. gue kan ngga minta nikah besok juga keles. Gue mah minta serius dulu deh.
G: paham Hen... ya gitu salah satu contoh serius, lu diizinkan masuk ke lingkungannya.
Tau ngga kata pendeta gue, kalau Tuhan berkenan pergumulannya sedikit kok.
H: hm.. gitu ya...
G: iya.. ada aja solusinya. Namanya juga hidup kan. Kelar masalah satu, lulus. Naik kelas, ada ujian lagi, lulus, ada ujian lagi.
Kalo ngga gitu mah lu udh di Sandiego kali
H: njir... Sandiego, kemahalan. Pajak sebulannya sama dengan gaji gue. Ngga sanggup ah
G: ya udah di TPU Pandu aja. Murah kok. Lagian lu kan kecil, ngga makan tanah banyak. Almarhum bokap gue, pas buka sama peti terus rumah duka, sekian sekian.....
H: tapi pertahunnya gimana...

*What the absurd... Dari sesi curhat ampe mewek mewek, jadi ke harga tanah kuburan

Sabtu, 03 Desember 2016

SEKARAT

Ibaratnya ada orang sekarat.
Nanya jalan ke rumah sakit.
Si yang ditanya tau arah ke rumah sakit.
Tapi dia malah liat peta.
Katanya untuk memastikan. Lihat kondisi. Menunda lama sekali.
Eh si sekarat mendesak.
Malah dibilang egois, ngga tau kondisi kalau lagi baca peta.

Sampai orang sekaratnya beneran mati di tempat.
Sekarat. Terdesak. Mati di tempat.

Itulah asumsi. Yang ketika ditanya. Sudah tau arahnya, tapi ditunda-tunda untuk dijawab.
Mati di tempat.

Follow my Twitter @_heniie