Hey kamu. Aku kangen. Tapi aku bisa apa. Kamu sudah tidak lagi berjuang. Seseorang yang lain mungkin sudah mengisi hari-harimu. Dan seharusnya aku tahu.. kamu dan sebelumnya pun sedang transit. Aku kecewa, aku marah. Tapi aku bisa apa. Aku hanya mampu berdoa. Jika kita bisa didekatkan itu hanya kemampuan Maha Kuasa.
Jika tidak... aku berusaha lapang dada.
Kenangan memang tidak mudah dilupakan... tapi ia memberi pelajaran. Jika aku berhasil.. artinya pelajaranku sudah lulus bukan? :)
Rabu, 10 Desember 2014
Hey.
Senin, 10 November 2014
TRANSIT SEPERTI PARASIT
Dan aku tertarik.
Atau awalnya transit kemudian menjadi parasit.
LIMA BULAN
Akhirnya setelah galau skripsi... sayapun diperbolehkan diwisuda dengan ipk yang standar dan ga neko-neko. Cukup pedelah untuk melamar kerja di kemudian hari kelak. Puji Maha Baik.
Kurang lebih sudah lima bulan saya jadi pengacara. Pengangguran banyak acara. Basi banget ya kan singkatan itu. Mungkin sekarang zamannya lulus dan dapat kerja. Lebih dari itu berarti kemampuan kamu dipertanyakan :(
Sudah lima bulan saya dinyatakan sebagai sarjana. Lulus dan saat ini masih menganggur. Entah sampai kapan. Semoga secepatnya saya bisa ganti nama pekerjaan di KTP dari mahasiswa jadi wiraswasta.
Bolak-balik Jakarta untuk test psikotest dan mengejar jobfair. Belum ada hasil tapi masih bisa bernafas dan makan. Puji Maha Baik.
Sekarang tinggal menunggu salah satu perusahaan tertarik melihat CV dan kemampuan saya :)
Teman-teman saya beberapa sudah ada yang bekerja. Baik di perusahaan keluarganya, di perusahaan kenalannya, ataupun di perusahaan orang lain. Gaji mereka tidak besar. Tapi mereka keren, menambah pengalaman itu yang paling utama. Sayangnya, saya tidak bisa mengikuti contoh mereka. Karena rata-rata mereka bekerja di ibu kota dan kebutuhan di sana tidaklah kecil. Maka dari itu, saya cukup kesulitan. Karena yang sayang inginkan adalah bekerja bukan hanya magang. Mungkin ada pertimbangan lain, jika itu dilakukan di Bandung, tempat saya bernaung.
Hem... tapi sebelum bekerjapun saya sudah ditegur lewat email. Kenapa?
Karena saya lupa memberi salam kepada sang HRD. Baiklah.. bagian itu saya mengakui saya ceroboh dan minus untuk sopan santun :(
Mungkin terlalu terburu-buru untuk mengajukan pertanyaan, karena banyak pesan yang beliau sampaikan namun memiliki banyak tanda tanya di kepala.
Jadi begini, saya sempat ikut psikotest di salah satu media swasta dan sekali lagi Puji Maha Baik sayapun lolos. Walaupun menjadi orang hampir terakhir yang disebutkan namanya. Saya juga heran. Namun, Maha Baik punya rencananya sendiri.
Mereka menjanjikan akan ada Medical Check Up, dua minggu setelah pengumuman lolos psikotest.
Dua minggu lewat... dan teman saya sudah ada yang dipanggil. Bahkan ia sudah mulai bekerja di awal November ini. Ya.. teman yang baru berkenalan, pada saat itu masih test bersama-sama.
Tiga minggu lewat... tidak ada pemberitahuan. Saya mulai pasrah sempurna. Akhirnya saya mencari-cari lagi pekerjaan.
Sebulan kemudian dapat email, tentang keterlambatan dan ternyata ada kendalan dengan pihak instansi kesehatan yang bersangkutan. Baiklah... harapan saya muncul kembali. Dan tetap sembari mencari lowongan sana sini. Saya sudah bosa menganggur. Badan saya hancur. Otak saya tumpul.
Dua minggu kemudian saya mendapatkan email kembali. Isinya mengenai dimulainya pekerjaan di bulan November. Namun, tanggal, alamat, waktu, dan sebagainya belum dipastikan. Hanya kami disuruh bersiap-siap. Logika saya mulai bertanya-tanya.
Tadinya saya tidak ingin bertanya ini itu. Tunggu saja pemberitahuan selanjutnya.
Namun, orang-orang sekitar memaksa agar balik bertanya. Supaya terlihat ada timbal baliknya, kata mereka.
Maka dari itu, saya membalas dengan subjek yang baru, dan tidak membalas melalui pesan sebelumnya.
Sayangnya, karena terburu-buru hingga lupa memerhatikan cara berkirim pesan yang baik dan sopan. Etika saya mungkin langsung minus di mata sang HRD.
Apalagi pertanyaan saya langsung berjumlah empat. Yang pasti membuat kesal beliau.
Ya... pengalaman. Pelajaran sangat berharga. Dan saya sangat bersyukur karena ditegur. Dari sanalah kelak saya akan bertutur dan menyampaikan suatu tulisan dengan sopan nan santun.
Saya percaya, suatu hari nanti teguran akan menempa dan membuahkan hal-hal yang baik dan manis.
Pada akhirnya beberapa hal yang bisa dipelajari dari lima bulan ini adalah:
1. Sopan santun dalam berkirim pesan. Memakai salam dan mengucapkan terima kasih setelahnya.
2. Jangan memberitahu sesuatu yang belum pasti, sehingga tidak menimbulkan pertanyaan sana-sini.
3. Terima teguran dengan lapang dada. Meminta maaf jika yang bersangkutan tidak berkenan.
4. Berpikirlah postif dan jangan mudah menyerah.
5. Tetap menulis!
Selasa, 10 Juni 2014
Kamu mengucap janji, awalnya aku sulit mempercayai. Perkataanmu meyakinkanku berkali-kali. Sehingga aku kembali berasumsi bahwa sesuatu yang baik akan datang suatu hari nanti.
Namun, aku salah. Iya aku salah sudah menaruh harapan tinggi-tinggi dari percakapan kita kemarin sore.
Sebentar.. atau mungkin pernyataanku ini salah juga? Jika ya, aku ingin kamu membutikannya bahwa apa aku telah salah mempertanyakan ini semua.
Kamis, 15 Mei 2014
Mengakhiri mimpi
Aku terus bermimpi mengakhiri kesepian ini. Saat aku bermimpi aku sedang naik gunung yg tinggi. Pertandakah ini, bahwa bersamamu adalah cita-cita mustahil untuk kudaki?
Sabtu, 03 Mei 2014
Menerjemahkan Keinginan
"Hen.. Mama ga ngerti apa2 soal skripsimu, percuma km cerita. Mama cm ngerti cara bikin km bahagia biar km tetap semangat mnyelesaikannya"
Selasa, 18 Maret 2014
Nelangsa
Aku tidak meminta seribu candi dalam satu malam, aku hanya meminta kamu datang dan kita bercengkrama sampai bosan.
Keinginan itu sepertinya ketinggian.
Mungkin kamu sudah memiliki yang lain dan aku hanya bisa bercengkaram dengan diri sendiri bahwa perasaan ini akan baik-baik saja, ia akan tetap terjaga dengan kekuatan.
Kekuatan yang diam-diam mendoakan, keinginan yang diam-diam dipendam, dan mungkin sedang mengkhayal sesuatu yang mungkin akan kamu lakukan, yang tidak pernah aku bayangkan.
Mungkin itu hanya bayang-bayang tengah malam, mungkin itu juga sebabnya aku akhirnya nelangsa.
Karena kamu sudah lupa begitu saja.
Minggu, 02 Maret 2014
Photo session at saturday night.
Foto-foto dan menulis adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan dari dunia saya.
Dan ketika malam minggu tiba, selain menulis hal-hal sepele, kadang saya suka narsis-narsis sendiri.
Kali ini jembatan narsis saya tidak sendirian, ada Fransis Yolanda teman saya sejak SMA, saya minta tolong padanya untuk sekadar 'foto saya' dong pakai kamera canggih kamu.
Akhirnya jadilah malam minggu kemarin, dari pukul 17:00 hingga pukul 22:00 sesi foto-foto dengan baju-baju yang saya bongkar dari lemari terjadi juga.
Hem... Lemari saya tuh mirip butik, baju-bajunya bs dibilang hasil pemberian dan saya sangat bersyukur boleh mencicipi baju-baju bagus. Hanya saja kadang suka bingung, mau pakai ke mana dan bagaimana.. Hihihi. Akhirnya saya pakai buat kostum foto-foto saya saja :))
Jumat, 28 Februari 2014
Optimis seperti Kaleb
Saat wawancara aku mengeluarkan seluruh kemampuan, sayangnya kemampuanku tidak berkata-kata dalam Bahasa Inggris, padahal acara tersebut yang memiliki adalah perusahaan internasional. Kusimpan tekad dalam hati, akan belajar bahasa Inggris dengan sungguh-sungguh. Jangan menyerah. Tetap optimis seperti Kaleb.
Well.. siapa itu Kaleb? Ia adalah salah satu pengintai yang diutus Musa untuk memata-matai tanah Kanaan Pengintai yang lain bilang "Gak mungkinlah kita masuk, buset penduduknya sangar-sangar", tapi Kaleb optimis "Kita bakal masuk ke tanah perjanjian itu". Aku belajar banyak dari tokoh yang 'biasa' ini.
Kalau tidak percaya dibuka lagi ya alkitabnya.
Kaleb optimis, nanti dia bakal dapat jatah di tanah Kanaan, padahal tanah Kanaan belum direbut, tanah Kanaan belum juga sah menjadi milik bangsanya. Tapi dia optimis, dia tegar, dia bilang "tanah itu janji Tuhan, masakan kamu gak percaya sama janji Tuhan". Akhirnya, berjuanglah dia bersama-sama bangsa itu.
Mau tahu, dia dapat tanah Kanaan berapa tahun setelah dia bertekad untuk 'optimis' sambil 'berjuang'?
Empat puluh lima tahun kemudian! Lama banget ya buah 'optimis' dan 'perjuangannya', tapi itulah, buah-buah dari tidak menyerah, buah-buah dari tidak mengeluh, pasti ada janji Allah yang digenapi.
Seperti proses melamar kerja yang tadi siang aku jalani. Aku sudah dua kali melamar pekerjaan. Kedua-duanya tidak diterima. Pertama aku melamar untuk keja part-time di toko cake. Ditolak. Alasan utamanya jelas, aku tidak kreatif dan tidak siap. Kedua, aku melamar jadi MC, kali ini aku siap, namun karena kemampuan bahasa Inggris yang pas-pasan aku mungkin tidak diterima. Aku masih optimis, aku yakin tidak sekarang akan digenapi, mungkin 'empatpuluhlima' tahun kemudian, atau tidak sekarang. Prosesnya harus dinikmati, dijalani, disyukuri, harus bahagia. Itu ajah nantinya.
Optimis seperti Kaleb dan suatu hari nanti jadi menantu yang baik seperti Rut =D
Rabu, 26 Februari 2014
Tentang Patah Hati
Aku patah hati. Setelah dibohongi dan kejujuranpun tidak ada lagi.
Aku patah hati. Mencoba bangkit lagi itu sulit sekali. Entah harus bagaimana lagi.
Mungkin selama ini aku menutupi, masih mencari kejelasan yang pasti, dan menunggu kedatangannya lagi.
Tidak ada kejelasan selama ini, aku bodoh sekali. Iya aku bodoh sekali.
Sudah tahu kamu hanya ingin bermain-bermain, aku dengan bahagianya berharap bahwa kamu akan menyayangi dengan setulus hati.
Aku patah hati. Merasa dipecundangi, merasa dibodohi.
Aku patah hati. Sudah mengharapkan yang tidak pasti.
Aku patah hati. Menanti janji-janji yang tak kunjung digenapi.
Aku patah hati. Komunikasi kita sudah jarang sekali terjadi. Hampir berminggu-minggu setelah resmi, aku berusaha tidak membenci.
Aku patah hati. Mengapa waktu cepat sekali berlalu dan kamu lama kembali.
Aku patah hati. Sudah banyak tanda-tanda bahwa aku harus menjaga diri, namun aku keras kepala dan tetap menanti. Seakan-akan kamu akan datang membawa yang aku harapkan pasti terjadi.
Aku patah hati. Kamu dengan dia tanpa pernah aku tahu sudah berapa lama sampai sekarang ini.
Aku patah hati. Karena masa lalu, masa kini, asal jangan sampai masa nanti.
Tentang patah hati, aku mencoba bangkit lagi. Hal yang paling terpuruk lebih dari ini pernah kualami. Masakan aku menyerah dan bersedih sebegini. Aku tidak pernah seserius ini, namun kamu main pergi, aku mengeja dalam hati, namamu sudah pasti. Tuhan tidak pernah lupa janji, Ia pasti membawa seseorang yang baik hati datang di suatu hari nanti.
Selasa, 04 Februari 2014
Saya dan 31 tahun Teruna GPIB
Dan faktor lainnya.. mungkin saja karena saya anak tunggal dan saya ingin memiliki adik-adik yang supel dan super. Saya mendapatkannya di teruna :)
Selamat ulang tahun Pelayanan Kategorial Persekutuan Teruna GPIB ke 31, terus maju dan berkarya untuk gereja, bangsa dan negara :)
Sabtu, 01 Februari 2014
Lihat Sekitar
Jumat, 31 Januari 2014
Diri Sendiri
Mungkin cinta yang pasti sedang menanti dan kalau kamu belum siap sejak dini, kamu akan kewalahan sendiri.
Jaga hatimu, cinta datang seperti pencuri.
Rabu, 29 Januari 2014
Salahkan Lensa Kamera!
Jika fotoku tidak semirip wajahku, aku tidak bermaksud menipu, atau mengedit foto-foto itu dengan meniruskan bagian pipinya, memancungkan hidungnya, tampak tinggi, atau yang lebih kacau tampak lebih dewasa dari aslinya.
Oh... God... udah tidak tahu lagi bagaimana bisa itu terjadi.
Terdengarnya seperti hal sepele dan berlebihan. Namun itu seakan-akan menjadi masalah utama.
Bertemu orang baru atau berharap orang lain melihatku sama seperti ketika mereka melihat fotoku atau aku justru kadang-kadang berharap mukaku seperti fotoku. Damn.
Ternyata sulit ya menerima hal-hal yang seharusnya tidak nyata, harus menjadi nyata.
Jadi, tolonglah.. itu bukan mauku harus berbeda dari sebuah foto, aku juga ingin, foto itu mencerminkan aku di dunia tanpa lensa kamera.
Salahkan lensa kamera, jika apa yang dilihat di dalam sana berbeda dari hasil di dunia nyata. Salahkan lensa kamera, membidikku begitu rupa. Salahkan lensa kamera :(
Jika kamu mau menerimaku hanya karena because fotoku, lebih baik berpikir ulanglah, karena bisa-bisa perbedaannya agak jauh.
Namun jika kamu menerimaku bukan karena fotoku, aku mungkin akan lebih percaya diri dari sebelumnya.
Aku sekarang sedang mengembangkan bakat percaya diri, yang harus dipupuk sedari dini.
Jumat, 24 Januari 2014
Terbiasa
Di antara mereka pasti ada yang sudah menantikkan sejak lama sehingga mereka siap dengan 'kebiasaan baru', namun bagaimana dengan mereka yang tidak 'siap' rasa-rasanya pasti agak rancu.
Senin, 13 Januari 2014
Percakapan Gak Penting
Oke baiklah.
Habis itu dimarahin, gara-gara mikirin jalan-jalan melulu. Oh God, I love travelling and i can't stop my imagination for not speaking about that.
Mamapun giliran bercerita, ini sih awalnya ngobrolin keluarga si bos yang ngajak mama ke undangan nikahannya orang batak di sebuah hotel mewah di Bandung. Hahaha...
Sambil manyun, gara-gara mama cerita di sana banyak makanan yang enak-enak, akhirnya aku mikir sesuatu dan berani bertanya "waktu itu kok heni gak diajak? Emang heni lagi di mana?"
Si mama sambil lalu ke dapur nyeletuk "Gak tau. Heni kan bukan anak rumahan, kerjaannya keluyuran"
Oke fine....
Sebenarnya predikat 'keluyuran' udah dari zaman masih SMP. Orang lain, kalau pulang sekolah langsung pulang, atau pergi les privat, heni kalo pulang sekolah, hehehe.... tau gak ke mana? Lembang. Ke rumah teman, metik stroberi, leyeh-leyeh dan pulang setelah jam 19:00 malam.
Setelah banyak kejadian geng motor di Bandung, aku jarang keluyuran lagi, suer... bukan karena takut gelap atau karena hantu-hantu di Bandung yang belum ditertibkan, sebenarnya lebih takut sama manusia jahat yang berlebel geng motor. Akhirnya, keluyuranpun pindah ke lokasi lain.
Percakapan siang yang mendung hari ini emang gak penting banget, tapi kalau bikin mama frustasi sih sering, hahaha.. anaknya kalo ngomong pasti gak jauh-jauh soal sepatu, baju, dan jalan-jalan. Lalu hujanpun turun dengan derasnya dan aku beranjak ke kamar menyalakan blanco.
Jumat, 10 Januari 2014
Perempuan di dekat toga kepala
Kadang menulis dalam kemacetan itu seru juga. Apalagi ketika hujan mulai turun deras dan jalanan macet total seperti sekarang ini.
Well... i'm talking with my brain and heart right now.
Tetiba terpikir, nanti kalau aku diwisuda, memakai toga, dan lulus dengan baik-baik saja. Siapa yang akan datang memberikan ucapan "selamat"?
Jawabannya "banyak"
My family of course.
Tapi family seperti apa sih? Atau siapa sih?
Jawabannya adalah "perempuan-perempuan tangguh"
Kata tantenku yg di Jakarta, "kalau bisa kamu undang mbah putri (nenek) juga pas wisuda"
Sebenarnya ada jeda diam yang cukup lama di kepalaku.
Semuanya perempuan. Mamaku, nenekku, dan seorang tante.
Tidak adakah laki-laki yang.akan hadir kelak?
Selain supir taksi yang mungkin, kami pakai taksinya untuk pergi ke Graha Sanusi.
Boleh aku sirik akan beberapa hal?
Yap... orang lain mungkin akan berfoto bersama ayah dan ibunya.
Kakak dan adiknya, atau mungkin pacarnya.
Jangan tanya aku?
Aku kan anak tunggal, dari satu ibu dan kekosongan sesosok ayah.
Sepupuku yang laki-laki aku tidak dekat dengan mereka, mana mungkin mereka datang.
Om dan pakdeku pun tidak mungkin.
Jadilah nanti semua yang di dalan foto album adalah perempuan-perempuan tangguh.
Pacar? Ha.... pertanyaanmu lucu sekali hati... agak lama sepertinya itu terjadi. Sampai Tuhan bilang "ini yang pasti"
Tapi perempuan-perempuan hebat itu lebih dari cukup, itu berarti sebuah pertanda masih ada kasih di antara kami semua. Perempuan, perempuan yang punya cita-cita.