Kamis, 23 Maret 2017

Cerdas nan Bijaksana

Banyak orang cerdas namun tidak bijaksana. Contohnya para koruptor. Aku tidak perlu menjelaskannya kan.

Ada pula orang bijak, namun ia belum tentu cerdas. Cerdas secara pengetahuan atau cerdas secara gelar.

Contohnya, mamaku.
Ia tidak cerdas secara pengetahuan apalagi gelar. Ia cuma tahu bekerja dengan tekun sedari gadis. Untungnya ia bisa membaca dan berhitung. Menulis adalah kelemahannya. Menjahit dan jago masak adalah talenta yang Tuhan titipkan untuknya.

Ia cerdas dalam bidangnya. Bebenah rumah, menjahitkan kancing baju yang terlepas, dan meracik sayur dan lauk pauk yang begitu lezat.
Tapi jangan tanya soal isu Donald Trump jadi presiden Amerika di usianya yang ke-70, ia pasti masa bodo.
Yang penting hari ini dan besok dapur tetap mengepul.
Anaknya pergi sekolah tidak terlambat dan ia menyiapkan bekal sebaik-baiknya. Tidak pernah seadanya. Selalu sebaik-baiknya.

Buatku, ia adalah perempuan bijaksana. Mengerti mana kebetuhan mana keinginan.
Ia tidak cerdas soal barang-barang bermerek. Peduli soal tentang merek Zara. Yang penting anaknya pakai tas untuk menaruh buku-buku. Yang penting dia pakai tas untuk menaruh alkitab dan dompet ketika hendak ke gereja.

Ia tidak hanya mengajarkanku untuk jadi cerdas. Namun juga bijaksana. Ingat judul ini kan...
"Gadis bodoh dan gadis bijaksana"
Ya, bijaksana.

-Matius 25:4 "sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka."

Berulang kali, diingatkan untuk jadi bijaksana.

Namun, sebelum bijaksana, kau harus mengasah kecerdasanmu. Makannya kau sekolah. Cerdas dalam bidangnya.
Sehingga Tuhan berkenan memberi hikmat.

Amsal 8:12 "Aku, hikmat, tinggal bersama-sama dengan kecerdasan, dan aku mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan."

Penting bagi kami perempuan untuk cerdas nan bijaksana.
Penting bagi kami tahu, bagaimana mengganti bohlam di kamar sendiri.
Penting bagi kami tahu bagaimana membereskan genteng bocor.
Penting bagi kami tahu mana lengkuas mana jahe dan bijak menggunakannya di masakan.
Apalagi bijak dalam mengetahui mana kebutuhan mana keinginan.

Bijak pula dalam menasehati dan mengatur anak-anak kami kelak.
Karena mereka tidak hanya melihat kecerdasan orang tuanya dari sisi akademis, namun juga melihat kebijaksanaan dalam sikap, tutur kata orang tuanya.

Aku melihat kecerdasan mamaku dari cara dia memasak, bebenah, dan konsisten bangun pagi.
Dan aku melihat kebijaksanaannya lewat cara dia memilah mana kebutuhan mana keinganan, cara dia bersyukur lewat membaca alkitab dan doa malam.

Aku tahu semua orang cerdas dalam bidangnya. Namun, tidak semua orang bijaksana.

Perempuan harus punya paket komplit keduanya.
Cerdas bisa dipelajari. Dan bijaksana bisa diasah dari cara hidup.

Rabu, 22 Maret 2017

Sejak mengenal banyak orang di Jakarta ini, aku jadi mengerti mengapa mereka menjadi manusia pemilih.
Memilih tempat tinggal, memilih pekerjaan, dan bahkan memilih pasangan hidup. Semua ada dan bisa di kota ini.

Ada yang memang memilih tempat murah, makanan mahal, makanan sehat, jenis minuman, sampai hal-hal besar lainnya. Seperti tempat tinggal dan cara bertahan hidup.

Memang sih, ngga cuma di kota besar saja. Di manapun memang kita dihadapkan dalam suatu pilihan. Tapi kuantitas dan kualitas pilihan itu terjadi beragam di kota ini.

Semenjak tinggal di sini, aku banyak belajar mengenai perubahan pilihan. Iya.. kita memilih untuk tinggal di mana. Bergaul dengan siapa, bercinta dengan siapa, bekerja kepada siapa, sampai percaya pada siapa.

Dan aku dihajar habis-habisan untuk tidak menggantungkan apapun terhadap pilihan-pilihan itu. Kenapa? Suatu hari mereka akan berubah. Ada yang menjauh. Ada yang mendekat. Dan itulah buah dari pilihan itu.

Berkenalan dengan orang baru kemudian di suatu hari dia berubah dengan pilihannya. Tidak lagi kepadamu. Ia berpikir kedua kalinya. Lalu aku punya kekuatan apa untuk mempertahankan perubahannya. Tidak ada.

Tapi aku punya kekuatan untuk menjaga perasaanku dari setiap kemungkinan-kemungkinan buruk terjadi.

Pilihan - pengalaman - kepasrahan - kekuatan - dan tindakan dari reaksi pilihan.

Aku tidak akan mempertahankan apapun yang belum pasti. Karena di suatu hari, ia akan berubah dengan pilihannya.

Jumat, 17 Maret 2017

Menerobos Batas

Aku salut sama mereka yang "berhasil" menerobos batas tentang berhubungan dengan sesama yang tidak sealiran.
Maksudku, mereka yang berhasil berpacaran dengan beda iman apalagi sampai menikah.
Seperti kutipan film "cin(T)a"
"Jika Tuhan saja bisa kamu khianati apalagi aku"

Sama halnya dengan mereka yang di masa modern ini berpikiran kalau Tuhan itu sama.
Konsep yang berhasil membuat mereka akhirnya menerobos batas iman.
Dan aku tahu, jika tidak setuju dengan konsep ini akan membuat kamu dihakimi menjadi seorang yang fanatik.

Dan buatku, fanatik itu pilihan.
Berpikiran terbuka juga pilihan.
Menggabungkan keduanya juga ada resiko dari pilihan.

Dan kadang, kita memilih untuk mengambil resiko. Dibandingkan menimang-nimang pilihan.
Pada akhirnya mereka memilih untuk menyatukan pilihan dan resiko.

Menerobos batas yang tidak mungkin aku lakukan.
Dan aku salut, sekaligus heran dengan mereka yang berhasil menerobos batas-batas tersebut. Kenapa? Jawabannya cuma satu, "cinTa" menembus batas perbedaan. Hingga keyakinan dipertaruhkan.

Tidak ada benar atau salah, karena "jangan menghakimi melebihi kedaulatan yang Maha Tinggi".
Apalagi tentang iman masing-masing yang manusia belum pantas jadi hakimnya.

Dan aku, mungkin berada di jalur "fanatik", karena tidak mungkin aku menggadai sesuatu yang belum pasti. Demi mendapatkan suatu pilihan yang belum tentu diberkati.

Senin, 06 Maret 2017

UPAH DOA ADALAH "KUNCI"

Hal yang selalu gue kagum dari cara BAPA di Surga kasih pelajaran. "Nak.. kalau ngga salah, kamu ngga belajar" begitu kataNya.
Gue selalu percaya, jembatan gue ke Dia itu cuma doa. Doa itu ibaratnya membuka pintu apa saja. Pintu keraguan, pintu pengampunan, sampai pintu harapan.
Makannya ini berlaku semua sisi kehidupan. Romansa, pekerjaan, teman hidup, kesehatan, sampai tekanan.
Jadi kalau lo berdoa, percaya deh "kunci" yang lo cari buat buka "pintu" itu selalu ditunjukkan. Asal usaha juga.
Yesus gitu loh

Dan gue selalu percaya, ketika dikecewakan, Tuhan kasih pundak kita supaya kokoh. Biar apa? Biar kita ngga putus asa.
Masih mau ragu sama BAPA gue?
Terus kalo lo merasa dicurangin atau diboongin terus lo ngga tau kalau selama ini diperlakukan seperti itu?
Lah.. selayaknya bapa, ngga mau dong anaknya digituin.
Ia akan cari cara biar anaknya ngga diperlakukan seperti itu.
Kalau bapa yang baik pasti dia tau anaknya harus bergaul sama siapa. Jadi, ya.. Dia kasih cara biar anaknya tau, siapa-siapa aja sih yang lagi dihadapin.
Temen mainnya siapa aja sih, kasih pengaruh buruk atau baik.
Nah.. keren kan BAPA gue?
Masih mau macem-macem?
Ya.. itu sih urusannya sama BAPA gue.
Gue sih cuma merasa dilindungi.

Eh tapi kalau kita keukeuh gimana?
Misalnya... "Ngga mungkin deh Bapa, dia orangnya baik, pelayanan pula."
Kata BAPA sih ngga jamin. Itu urusan dia sama Aku.
Urusan kamu sama dia, ya buatKu ngga berekanan.

Terus gue ada sedikit ilustrasi, ada seorang anak perempuan, punya boneka kecil dia sayang banget sama boneka itu. Tapi BAPAnya minta boneka itu dibalikin. Soalnya di balik punggung sang BAPA dia udah nyiapin kejutan dan hadiah yang lebih bagus.
Kuncinya apa? Merelakan :)


Jadi, setelah sebulan jungkir balik buat move on, nulis hal-hal galau yang sumpah itu terapi. Akhirnya kita tulis yang seneng-seneng aja.

"Counting your blessings" oh men.. ngga bisa. Setelah kekacauan yang udah terjadi, BAPA selalu siapkan kejutan-kejutan kecil buat gue.
Ibaratnya "ini loh nak.. BAPA bawain sukacita, mama yang selalu jadi wonder wemen, teman-teman yang care, seseorang yang care, dan berkat-berkat lainnya, termasuk bebas dari stress. Kamu jadi ngga curigaan, hati ngga tertekan, mata yang udah bersinar, setelah berkali-kali Aku mengusapnya. Lihat kan..."
Yes.. He did.

Pada akhirnya, pencobaan-pencobaan ini adalah hal biasa. Apa yang kamu alamin pernah dialamin sama anakKu yang lain.
Tapi lihat mereka, kalau ikut kataKu, mereka terlihat lebih "bercahaya" kan. 

Oh ya, gue mau cerita hal konyol.
Jadi, si mantan yang katanya udah tobat tapi ternyata tomat (tobat kumat) ngasih gue satu ayat alkitab. Mungkin dia pikir gue ngga bakal tegar menanggung ini semua.
Dengan sedikit "ide" jahil, gue bales ayatnya (bisa dilihat di gambar)


Kalau dibilang gue bego mungkin. Tapi ada kalau kata penelitian sih sebaliknya. 
(http://warungkopi.okezone.com/thread/535235/pria-selingkuh-cenderung-ber-iq-rendah)

Dan well.. gue merasa lega. Gue ngga lagi sama orang yang IQnya tinggi di atas kertas aja  tapi justru merosot di kehidupan nyata. 
Gue yakin, bapak tukang becak dan setia sama keluarganya, kerja keras buat keluarganya yang anaknya sarjana saja, di atas kertas pasti pas ditest IQ ngga begitu baik. Tapi nilai IQ dia di mata sesama jauh lebih tinggi daripada di atas kertas.

Sometimes BAPA gue ngga mau anaknya terkecoh untuk kesekian kalinya.
"Nak.. inget apa yang kamu minta belum tentu Aku kasih, hm.. mungkin Aku kasih, tapi buat pelajaran aja, supaya kamu tuh sadar, kalau maunya kamu bertentangan dengan apa yang menurutKu baik"

So, saran gue, berdoalah untuk "pintu-pintu" yang sedang diusahakan. Nanti "kunci-kunci" yang banyak itu akan didapatkan dan sesuai.
Kata @adimasnuel sih "Tak semua masalah harus diselesaikan dengan cara-cara besar. Kalau yang tak sesuai lubang kunci, jangan kau ganti pintunya."
Semua pada akhirnya berujung di "kunci" kan.. ayo semangat berdoa supaya "kunci" yang tepat sesuai lobang kunci pintu yang kamu inginkan.

Jumat, 03 Maret 2017

URUSAN SELESAI

Urusan selesai. Sudah kukirimkan berkas surat terakhir untuknya.
Kututup pintu agar serpihan-serihan tentangnya sudah tidak bisa masuk lagi.
Semoga aku dan dia tidak berjodoh.
Aku tidak mau berjodoh dengan penipu.
Yang sudah tau rasanya dibohongi tapi malah melakukan hal yang sama ke orang lain.
Ya... memang benar apa kata orang, jodoh adalah cerminan diri kita.
Aku ngga heran kalau dia berjodoh dengan masa lalunya karena sama-sama penipu kan.
Semoga suatu hari kalau kamu mendidik anak-anak kelak, ajari mereka untuk berprinsip. Sehingga membuat bangga dan tidak melukai orang lain. Dan jangan sampai bangga sudah membuat list mantan. Karena mantan juga manusia bukan robot. Punya hati dan harapan.

"Nak... Suatu hari jangan kau lukai perempuan. Apalagi sakiti inti hidupnya, yaitu hatinya. Kalau mau selesai. Selesailah dengan cara elegan. Katakanlah kalian tidak bisa memaksakan kalau tidak sejalan.
Kalau sudah diberkati, pertahankan. Karena kamu sudah diajari prinsip. Dan kamu sudah berprinsip di hadapan Tuhan dan jemaatNya.
Sebagai seorang perempuan, yang punya banyak pintu dalam tubuhnya, jagalah, karena hanya laki-laki pemberanilah yang bisa menjelajahi lorong-lorong itu. Jadi perempuan harus setia. Kalau tak suka, katakanlah baik-baik, harus punya hati yang tangguh. Tuhan jadikan perempuan penolong, bukan yang justru jadi penyebab kesusahan."
(Ngomong sama calon anak yang masih di awan-awan)

Nah.. buat kalian yang punya pengalaman sama dan cuma dijadikan pelarian, ada satu ayat yang menguatkan "ampunilah mereka, karena mereka tidak tau apa yang mereka perbuat".
Ampuni. Selesai.

Kau kan tidak bisa memaksakan seseorang untuk bahagia bersamamu. Atau sifatmu harus disukai semua orang. Kau juga ngga bisa memaksakan masa lalunya untuk dihilangkan. Apalagi kalau punya prinsip seperti aku "buah yang manis selalu sepaket dengan getahnya" alias kau bertemu orang baru, kau siap melangkah untuk sesuatu yang baru, jadi kau harus siap dengan masa lalunya kan.

Proses tabah yang sedang aku jalani sekarang adalah cara Tuhan untuk terus menjadikanku manusia baik. Meskipun dilukai. Kamu harus tetap baik. Baik dan baik.

Andai mantra penghilang ingatan di karya J.K Rowling sungguh ada, aku mau mengucapkannya setelah melihat foto ciuman, toga wisuda, sebuah baju batik, manusia berkaca mata, sebuket bunga pink, dan sebuah wajah rupawan. Aku mau hilangkan itu semua.
Tapi Tuhan tau, mantra kasihNya lebih canggih dari itu semua.
Ia tau kok mana yang tangguh jadi Dia patahkan hatiku begitu rupa agar menyelamatkanku dari orang yang salah.
Orang yang berucap manis tapi tetap saja ia membawa serta racunnya.

Sebuah hal mistis, kalau aku percaya, segala sesuatu indah pada waktunya. Aku pernah mengalami lebih buruk dari ini. Lagi dan lagi Tuhan hapus air mata, kecewa, ratapan, diganti dengan sukacita. Bukan waktuku, mauku, jalanku, tapi caraNya, waktuNya, dan jalanNya.
Aku tau urusanku sudah selesai.
Aku tau kini muara air itu mengalir ke mana. Kami berbeda tujuan.

Suatu hari mungkin aku akan bertemu aliran air yang baru dan kami akan dipersatukan dalam sebuah kolam yang penuh kasih, kesetiaan, kejujuran, kelemah lembutan, penguasaan diri, kesabaran, murah hati, dan rencana-rencana Tuhan yang siap kami rangkul bersama. Aku cuma butuh percaya dan segera membersihkan luka.
Hatimu itu rumah kalau berantakan, mana pula yang mau masuk dan menetap.
Mungkin dulu ada yang masuk dan break everything. Dia pergi gitu aja, lalu kamu susah payah merapihkan lagi. Tenang... Tuhan kasih pundak yang kokoh buat kamu merapihkan lagi rumahmu. :)

Hm... Sudah kubilang, jangan menyakiti hati seorang perempuan yang suka menulis. Namamu akan menjadi objek tulisan yang tidak akan pernah selesai. Tapi buatku urusanku dan dia selesai.

Cheers ^^

Follow my Twitter @_heniie