Rabu, 19 Oktober 2011

Tentang Nasehat

kata penulis Amsal. Orang BIJAK itu mendengarkan nasehat dan melakukannya. kata Amsal juga orang BEBAL itu mengacuhkan nasehat dan melakukan sekehendak hatinya.
Nah... permasalahnnya sekarang aku adaah manusia setengah bijak dan setengah bebal.
ada beberapa nasehat mama/keluarga/teman yang aku terima, aku sadar, dan aku melakukannya. "Oh ya, aku salah. bla bla bla"
Namun, ada yang aku terima saja guna menyenangkan hati mereka yang sudah susah payah berkhotbah tentang nasehat itu sendiri. ya.. kalo prakteknya tunggu dulu, semua proses, dan bahkan aku menggerutu "coba, Anda di posisi saya, apakah Anda masih  bisa berkata demikian, setelah seluruh kejadian ini menimpa Anda. ha?!!!"
atau menggerutu "Ngomong ajah gampang, tapi sendirinya nggak bisa praktek. Dasar Nato" atau gerutu-gerutu yang selalu dilontarkan orang bebal ketika nesehat itu nggak sesuai sifatnya.

Orang bebal itu terkadang menjadi bijak ketika dia tahu, nasehat tersebut nggak selamanya benar. Orang bebal bisa menerima nasehat juga kok. Orang bebal akan sadar nasehat itu patut atau tidak, dari sikap sang pemberi nasehat.
Misalnya "jangan suka mencuri mangga tetangga lagi"
tap si pemberi nasehat masih suka buang sampah sembarangan. Mana yang bisa dipercaya? Konteks membuang sampah dan mencuri mangga memang berbeda, tapi sikapnya tetap saja negatif.

jadi, ada baiknya menyaring segala nasehat, tapi jangan lupa bercermin dari si pemberi nasehat itu sendiri. Bebal boleh ketika nasehat hanya sebatas uap. dan menjadi Bijak memilih nasehat itu sagat diwajibkan. Ketika kita tahu, kita tidak 'mencuri mangga', ketika itu pula kita melakukan 'jangan membuang sampah sembarangan' , jadi perubahan dalam hidup itu nggak setengah-setengah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow my Twitter @_heniie