Jumat, 31 Agustus 2012

Sepenggal Cerita

"Mungkin kamu hampir saja pergi memeluk jaket.
Waktu menungguku kemarin sore.
Kala hujan sedang jatuh deras."

Bukan hanya hujan yang mengingatkan aku akan seluruh keberadaanmu di alam semesta ini. Namun juga sinar mentari pagi yang hangat, dan semilir angin pantai yang menerpa beberapa helai rambutku. Itu juga karena kamu yang mengingatkan, lewat salah satu tanda tangan Tuhan yaitu alam ini.
Sore itu bukan hanya teh manis dan sekaleng biskuit coklat yang menemaniku, namun juga bayangan senyummu sering kali menyapa tanpa ragu. Siapa sih kamu? Walaupun aku mencoba pura-pura tidak tahu.
Tanpa kesan kamu pergi, tanpa makna yang berarti kamu juga selalu hadir. Ini tidak mungkin salah lagi. Kamu adalah sumber keheningan dan sepersekian detik dari kata-kata yang tertunda.

Sebaiknya aku harus bagaimana? Saat kamu datang, aku mulai mengirimkan sinyal-sinyal untuk mengusirmu. Sebaiknya aku harus bagaimana? Aku saja tidak tahu. Apalagi kamu kan?
Bunyi petir di kota ini sebenarnya adalah jawaban dariku, dan pelukan jaket ketika kamu menghela nafas kecewa, karena tidak sempat bertegur sapa dengan seseorang yang harus kautemui adalah sepenggal cerita yang tidak mungkin aku lupakan.

Ya, namaku Ecel. Siapa namamu? Maaf... waktu itu belum sempat berkenalan. Aku terlalu takut menemuimu. Namun, aku berharap kamu mengeri maksudku waktu itu, ah... tentu saja bukan waktu itu, namun sekarang ini kamu mulai paham. Aku bahagia kalau begitu.

Jadi, siapa yang menyangka Ecel mulai merindukan suara petir itu terulang lagi. Artinya, Ecel masih mau menemuimu, walaupun titik hujan bahkan tidak menyampaikannya. Waktu itu Ecel belum paham. Waktu itu Ecel belum paham perjuangan seperti apa yang kamu maksudkan. Saat kamu memeluk jaket, Ecel tau itu adalah kesalahan yang sama, yang tidak termaafkan.

Berharap ketika hujan berhenti, dan pelangi mungkin ada atau tidak, Ecel bisa membuat teh lagi dan menyediakan kaleng biskuit lagi. Bukan... bukan untuk Ecel tapi untuk tokoh dalam sepenggal cerita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow my Twitter @_heniie