Jumat, 20 Desember 2013

Petak Umpet

Karena petak umpet diciptakan untuk menemukan mereka yang bersembunyi 
dan yang brsembunyi mencari waktu yg tepat untuk keluar lalu berlari mendahului sebelum tertangkap.


Berbagi sedikit mengenai permainan ini dan sedikit pengalaman hidup.
Kita kadang menyembunyikan diri kita dibalik wajah polos kita, kita bahkan tidak tahu ada hati yang diam-diam menaruh rindu.
Kita kadang menyembunyikan potensi kita agar tidak ditiru oleh orang lain yang mau tahu.
Bahkan terkadang kita menyembunyikan kebahagiaan kita agar orang lain tidak cemburu.
Maksud baik, terkadang memang tidak selalu berakhir baik.

Dalam suatu percakapan seru, ada sebuah kebohongan yang terbongkar. Menyedihkan. Baru kuketahui ketika hujan menyambut kota itu.
Permainan petak umpet pun dimulai. Ada suatu lubang besar yang membatasi di antara kami semua.
Teganya berbohong dengan mendukung satu dan yang lain. Padahal semakin sering membuat kebohongan, semakin sering terlihat letak kesalahan.

Baru hari ini setelah kejadian masa lampau sudah lewat, baru diketahui ternyata mereka pergi tidak hanya berdua, namun berenam. Semua ditutupi dengan sempurna. Seakan sudah waktunya nyata siap terjadi. Apa yang salah dengan pergi berenam?
Awalnya kuketahui ada lima, ternyata ada satu peran lagi yang diam-diam ditutupi.
Tidak. Tidak ada. Satu hal yang dipertanyakan "kenapa harus ditutupi?"
Beberapa bulan kemudian, mereka pergi bertujuh. Apa yang salah dengan pergi bertujuh. Tidak. Tidak ada yang salah. Namun kenapa harus berbohong. "Berdua saja", kemudian selanjutnya diketahui ada lima orang lagi.

Pertanyaan pamungkas berikutnya "Kenapa tidak bertanya langsung?"
Jawabannya jelas "karena akan ada kebohongan berikutnya lagi"

Sampai kapan berpetak umpet seperti ini terus?
Bahkan sebenarnya tidak ada yang salah ketika memilih untuk 'nyaman'.
Hanya saja kalian anggap kami ini apa? Semacam penghalang?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow my Twitter @_heniie