Sabtu, 01 Februari 2014

Lihat Sekitar

Sore itu saya sengaja berjalan-jalan sendiri ke salah satu mal di kota Bandung dengan harapan dapat menghilangkan tumpukan penat yang ada di kepala dan yang ada di hati. Saya akui berjalan-jalan sendiri di sebuah mal tidak akan membuat masalah akan selesai atau penat hilang segera, tapi perlu kalian akui berjalan-jalan sendiri itu menyenangkan, betapapun tempatnya membosankan.
Sebenarnya saya tidak lama-lama di dalam mal itu, karena pendingin ruangan yang buruk di sana, membuat mata saya perih dan kepala saya sedikit pusing. Saya memutuskan untuk membeli sebuah roti dan berjalan-jalan ke toko-toko baju, mencobanya sendirian, tanpa membeli satu potongpun. Saya kan tidak berniat membeli, hanya berniat mencoba dan pergi. Ya siapa suruh baju-baju itu dipajang di situ.
Kemudian dengan semangat empat lima saya ke toko sepatu, mencobanya dan menaruh lagi. Agak sedih juga ketika melihat sepatunya cocok tapi dompet saya meronta tidak setuju.
Selebihnya saya duduk sendirian di tempat makan, mendengarkan beberapa anak SMA masih berpakaian seragam lengkap bercakap-cakap mengenai guru yang menyebalkan dan salah satu temannya yang pelit memberikan contekan kepada mereka. 
Melihat ke depan, beberapa perempuan dengan sepatu tinggi-tinggi, mengoprek hape mereka, seakan-akan kiri kanan mereka bukanlah teman mereka, padahal mereka bisa berbicara apa saja sambil kumpul-kumpul. Ya.. berbicara mengenai keadaan bangsa ini misalnya... dan itu pasti tidak mungkin terjadi, mereka terlalu sibuk dengan media sosial milik mereka sendiri.
Jauh ke belakang, saya melihat seorang laki-laki sedang merokok, tampaknya dia masih memegang perinsip "habis makan ya merokok". Lelaki itu menghabiskan satu batang lalu minum jus jeruk kemudian berlalu dari sana. 
Ada lagi seorang pemuda dan pacarnya, iya pacarnya perempuan kok, masih ada yang normal-tenang saja. Mereka sedang makan dengan lahapnya, saya rasa mereka terlalu bersikap 'bodo amat' terhadap orang di depannya, tidak ada lagi rasa canggung di antara mereka berdua. Percakapan jarang keluar dari mereka, buat saya ini justru menarik. Mengobrol saat makan itu tidak benar adanya dan mereka masih menaatinya. Kadang aturan lama yang dianggap sudah tidak sesuai zaman justru menjaga kesehatan kita.
Satu gigitan lagi roti saya segera habis dan minuman yang saya pesan juga sudah setengah gelas. Keadaan di luar tentu masih panas, karena saya masuk mal ini sekitar pukul 11:00 dan sekarang masih pukul 12:00 artinya saya sudah satu jam di mal ini.
Sebelum beranja saya masih melihat sekeliling, orang-orang yang datang semakin banyak saja, mungkin karena jam makan siang sudah dimulai.
Saya menyandarkan punggung ke belakang dan menghabiskan satu tegukan lagi, lalu berencana pergi.
Tidak lama mata saya menangkap seseorang, dia sendirian di sudut food court itu. Saya mengalihkan pandangan dan saya akhirnya sadar, sedari tadi sudah diperhatikan oleh dua mata asing.
Lelaki itu berkaos hitam dan memakai kaca mata, saya cepat-cepat memutar kepala saya ke arah lain berharap kami tidak lagi saling memandang. 
Lelaki itu juga memutar kepalanya dan kembali memainkan ponselnya. Mungkin ia juga mengetik sesuatu di blognya.

Ternyata tidak hanya saya yang hobi melihat sekitar, orang lain juga memiliki hobi yang sama. Hanya saja kita terlalu angkuh, bahwa kita orang pertama yang melihat sesuatu dengan pandangan berbeda dan karena kita merasa lebih dulu melihat, kita tidak mendengar penjelasan orang lain.
Jadi, tidak selamanya kan seorang pengintai tidak punya saingan. Mata kita adalah mata yang bebas melihat ke mana saja, berguna untuk menemukan apa saja. Kejujuran, kebohongan, kebahagiaan, keganjilan semua dapat dilihat dengan mata. Namun jika kita bisa melihat sekitar dengan waktu yang lama, pergi sendirian, kita akan melihat hal yang berbeda dan hati kita akan menemukan yang berbeda.
Lihat sekitar, jangan tunjukkan dirimu dulu dan dengarkan orang lain. Pertukaran pikiranpun pasti terjadi dan manfaatnya akan dirasakan nanti.

Saya menarik tas saya dan keluar dari mal itu, tentu saja dengan rasa penasaran, "lelaki tadi menulis apa ya di ponselnya"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow my Twitter @_heniie