Senin, 26 September 2016

Sudut Jawaban

Kamu selalu bilang "bersamaku selalu ada badai yang mengikuti"
Kamu selalu bilang "dialah pengarang bebas dan pembuat ulah"
Kamu selalu bilang seperti atau seakan akan kita harus menikmati dan tangguh terhadap badai yang datang.

Dan di suatu pagi, aku berdoa "Tuhan... Aku harus percaya pada siapa"
Entah kekuatan dari mana. Keinginan untuk spy akun media sosial bernama path, aku lakukan. Padahal menurutku, di sana tidak akan menemukan jawaban.

Senyumnya.... Ceria sekali di foto itu. Di sudut meja kerja yang aku hapal betul. Sudut kantornya dan kursinya. Termasuk kursi tempat sang perempuan duduk sambil foto tersenyum.
Wajah laki laki itu tidak asing lagi, beberapa hari yang lalu aku sangat dekat. Sangat sangat dekat dengan wajahnya.
Hingga aku sangat hapal senyum itu, tatanan rambutnya dan singgungan bibirnya. Aku hapal. Senyum itu belum lama mengembang di foto itu.
Kenapa dia melakukan itu? Pertanyaan besar yang berputar di kepalaku saat ini, hingga nanti entah kapan.
Kenapa dia tega melakukan selfie itu di saat aku sedang berpanas-panasan di luar kota.

Aku tidak akan mempermasalahkan sang wanita yang ada di sampingnya.
Karena aku masih bisa mengendalikan diri menghadapi tingkahnya.

Sumringah sekali senyum lelaki itu. Nyaman sekali tampaknya dengan perempuan yang berada di rangkulan pundaknya.
Yang aku tahu sekarang, aku menghadapi badai seorang diri. Bukan bersama dia bergandengan tangan berjuang.

Karena yang aku tahu lelaki itulah badainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow my Twitter @_heniie