Sabtu, 29 Oktober 2016

Siapa Suruh

Siapa suruh datang ke Jakarta. Kau menemukan banyak cinta, pengorbanan, dan patah hati di kota ini.
Kalau bukan Jakarta,
Siapa suruh menerima begitu rupa cinta yang cepat tanpa tahu apa landasannya kelak.
Siapa suruh menentukkan setiap pertemuan adalah tempatnya pulang, padahal kamu tahu kadang tidak selamanya begitu. Mungkin kamu semacam bandara atau dermaga, bagi mereka yang hendak pergi lagi. Dan meninggalkanmu dalam keadaan sunyi penuh kenangan.

Siapa suruh jadi perempuan tidak sabaran, emosian, dan moodyan.
Siapa suruh tidak bekerja dengan baik, lebih sering bergaul dengan buku daripada berkomunikasi dengan manusia.
Siapa suruh berkenalan dengan perempuan seperti itu.

Siapa suruh ada pertemuan di lift.
Siapa suruh menjalin hubungan dengan perempuan moodyan. Sudah tahu punya mood turun naik. Katanya terima apa adanya. Kini kepergianlah pilihannya.

Siapa suruh maju dengan seorang lelaki yang memiliki banyak kenangan. Yang bahkan tidak bisa menolak tersenyum di depan kamera bersama kenangannya.

Siapa suruh emosimu tidak pernah stabil. Menghadapi masalah tidak bisa dengan kepala dingin. Dan sekarang sudah retak, mari bergerak membersihkan luka.
Siapa suruh...

Siapa suruh dikit dikit menulis.
Siapa suruh itu terapimu agar tetap tegar bertahan. Karena dia berhenti  berjuang. Kamu jangan kalah oleh keadaan. Aku tau kamu tidak sendirian. Semesta akan menuntunmu, karena kamu percaya "segala sesuatu indah pada waktunya" :)

Selamat pagi dari blog celengan kata. Kamu selalu menemukan celah di sini untuk mengata-ngatai keadaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow my Twitter @_heniie