Rabu, 22 Maret 2017

Sejak mengenal banyak orang di Jakarta ini, aku jadi mengerti mengapa mereka menjadi manusia pemilih.
Memilih tempat tinggal, memilih pekerjaan, dan bahkan memilih pasangan hidup. Semua ada dan bisa di kota ini.

Ada yang memang memilih tempat murah, makanan mahal, makanan sehat, jenis minuman, sampai hal-hal besar lainnya. Seperti tempat tinggal dan cara bertahan hidup.

Memang sih, ngga cuma di kota besar saja. Di manapun memang kita dihadapkan dalam suatu pilihan. Tapi kuantitas dan kualitas pilihan itu terjadi beragam di kota ini.

Semenjak tinggal di sini, aku banyak belajar mengenai perubahan pilihan. Iya.. kita memilih untuk tinggal di mana. Bergaul dengan siapa, bercinta dengan siapa, bekerja kepada siapa, sampai percaya pada siapa.

Dan aku dihajar habis-habisan untuk tidak menggantungkan apapun terhadap pilihan-pilihan itu. Kenapa? Suatu hari mereka akan berubah. Ada yang menjauh. Ada yang mendekat. Dan itulah buah dari pilihan itu.

Berkenalan dengan orang baru kemudian di suatu hari dia berubah dengan pilihannya. Tidak lagi kepadamu. Ia berpikir kedua kalinya. Lalu aku punya kekuatan apa untuk mempertahankan perubahannya. Tidak ada.

Tapi aku punya kekuatan untuk menjaga perasaanku dari setiap kemungkinan-kemungkinan buruk terjadi.

Pilihan - pengalaman - kepasrahan - kekuatan - dan tindakan dari reaksi pilihan.

Aku tidak akan mempertahankan apapun yang belum pasti. Karena di suatu hari, ia akan berubah dengan pilihannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow my Twitter @_heniie