Jumat, 17 Maret 2017

Menerobos Batas

Aku salut sama mereka yang "berhasil" menerobos batas tentang berhubungan dengan sesama yang tidak sealiran.
Maksudku, mereka yang berhasil berpacaran dengan beda iman apalagi sampai menikah.
Seperti kutipan film "cin(T)a"
"Jika Tuhan saja bisa kamu khianati apalagi aku"

Sama halnya dengan mereka yang di masa modern ini berpikiran kalau Tuhan itu sama.
Konsep yang berhasil membuat mereka akhirnya menerobos batas iman.
Dan aku tahu, jika tidak setuju dengan konsep ini akan membuat kamu dihakimi menjadi seorang yang fanatik.

Dan buatku, fanatik itu pilihan.
Berpikiran terbuka juga pilihan.
Menggabungkan keduanya juga ada resiko dari pilihan.

Dan kadang, kita memilih untuk mengambil resiko. Dibandingkan menimang-nimang pilihan.
Pada akhirnya mereka memilih untuk menyatukan pilihan dan resiko.

Menerobos batas yang tidak mungkin aku lakukan.
Dan aku salut, sekaligus heran dengan mereka yang berhasil menerobos batas-batas tersebut. Kenapa? Jawabannya cuma satu, "cinTa" menembus batas perbedaan. Hingga keyakinan dipertaruhkan.

Tidak ada benar atau salah, karena "jangan menghakimi melebihi kedaulatan yang Maha Tinggi".
Apalagi tentang iman masing-masing yang manusia belum pantas jadi hakimnya.

Dan aku, mungkin berada di jalur "fanatik", karena tidak mungkin aku menggadai sesuatu yang belum pasti. Demi mendapatkan suatu pilihan yang belum tentu diberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow my Twitter @_heniie