Jumat, 10 Januari 2014

Perempuan di dekat toga kepala

Kadang menulis dalam kemacetan itu seru juga. Apalagi ketika hujan mulai turun deras dan jalanan macet total seperti sekarang ini.
Well... i'm talking with my brain and heart right now.
Tetiba terpikir, nanti kalau aku diwisuda, memakai toga, dan lulus dengan baik-baik saja. Siapa yang akan datang memberikan ucapan "selamat"?
Jawabannya "banyak"
My family of course.
Tapi family seperti apa sih? Atau siapa sih?
Jawabannya adalah "perempuan-perempuan tangguh"
Kata tantenku yg di Jakarta, "kalau bisa kamu undang mbah putri (nenek) juga pas wisuda"
Sebenarnya ada jeda diam yang cukup lama di kepalaku.
Semuanya perempuan. Mamaku, nenekku, dan seorang tante.
Tidak adakah laki-laki yang.akan hadir kelak?
Selain supir taksi yang mungkin, kami pakai taksinya untuk pergi ke Graha Sanusi.
Boleh aku sirik akan beberapa hal?
Yap... orang lain mungkin akan berfoto bersama ayah dan ibunya.
Kakak dan adiknya, atau mungkin pacarnya.
Jangan tanya aku?
Aku kan anak tunggal, dari satu ibu dan kekosongan sesosok ayah.
Sepupuku yang laki-laki aku tidak dekat dengan mereka, mana mungkin mereka datang.
Om dan pakdeku pun tidak mungkin.
Jadilah nanti semua yang di dalan foto album adalah perempuan-perempuan tangguh.
Pacar? Ha.... pertanyaanmu lucu sekali hati... agak lama sepertinya itu terjadi. Sampai Tuhan bilang "ini yang pasti"

Tapi perempuan-perempuan hebat itu lebih dari cukup, itu berarti sebuah pertanda masih ada kasih di antara kami semua. Perempuan, perempuan yang punya cita-cita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow my Twitter @_heniie