Sabtu, 08 Desember 2012

DINGIN YANG MALAM CUACA

Aku membenturkan asaku melalui dinding mimpi. Kemarin aku mencoba melihat celah-celah kecil di balik sinar matamu. Aku menemukan rasa iri yang begitu dalam. Aku pun berkata dalam hati, suatu hari harus sepertimu.
Aku tidak bohong. Aku mau menjadi sepertimu. Kamu tersenyum, menatapku pilu. Lalu berkata "jangan", sikapmu membuatku langsung curiga, tanpa berpikir panjang aku tanya "kenapa?"
Kamu pergi tidak menjawab. Kamu membawa jawaban itu, meninggalkan pertanyaan. KAMU!
Hatiku meronta, naluriku mencari.
Semenjak acara kemarin malam, kamu tidak lagi menunjukan tanda-tanda pertemuan.
Hingga pagi serasa diam membisu, kicau burung hanya selewat sepintas menghadirkan nuansa semu.
Ada apa ini, mengapa perpisahan begitu menyakitkan. Buat sebagian orang justru sebuah keberuntungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow my Twitter @_heniie