Sabtu, 08 Juni 2013

Aturan yang Ditertawakan

Dunia ini mulai terbalik dan mulai meninggalkan semua hal yang wajar. Menurut beberapa orang melanggar peraturan itu keren. Menurut beberapa orang naik motor lewat trotoar itu wajar. Menurut beberapa orang, terlambat, bisa masuk ke ruang kelas dan tidak ketahuan pengajar itu cerdik. Menurut beberapa orang, parkir di tanda P coret adalah hal yang biasa. Ah... mengapa sesulit itu ya menerapkan hal yang seharusnya dipatuhi menjadi sesuatu yang diapresiasi.

Sebenarnya apa tujuan melanggar peraturan? Agar sesuatu yang ribet dibuat simpel? Itukah maksud dan tujuannya? Bukannya terbalik ya? Atau ingin membuat orang lain terkesan apa yang sering ia lakukan, kemudian meloloskan diri dari hukuman dengan cara yang tidak biasa. Kenapa ya sulit sekali mencintai kedisplinan.

Paling sedih ketika orang lain yang mencintai peraturan kemudian ditertawakan. Mungkin lucu dan menghibur, jika ada seseorang yang mengomel kalau ada pengendara motor dengan motor gedenya lewat trotoar, kemudian  sang pengendara motor bilang "ah.. sudah biasa.. itu kan daerah gue" rasanyaa.... rrrr... mau saya cipok pake pisau dapur tuh orang. Emangnya kalau sudah terbiasa jadi dibenarkan?
Lirik deh ke dalam hati nurani. Jika kamu menjadi pemimpin kemudian kamu membuat aturan, namun apa yang kamu buat dilanggar serempak oleh seluruh staff, apakah kamu tidak gemas melihat tingkah mereka seperti itu.
Oke.. gak usah berandai-andai sampai sejauh itu, apakah kamu bisa menjadi pemimpin untuk dirimu sendiri dan orang-orang di sekitar kamu, kalau kamu sampai merasa hebat untuk menanggalkan aturan?
Oooh... Kamu orangnya bebas? Oke... itu alasan pertama. Kalau kebebesan kamu samapi menganggu sekitar kamu. Kebebesan seperti apa yang kamu tuju? Apa faedahnya kalau kamu bebas untuk mencaci maki seseorang yang berada di lajur depan, padahal lampu masih berwarna kuning untuk segera maju, sedangkan tanda untuk mulai berjalan adalah berwana hijau. Apa sih yang kamu cari? Jika melanggar aturan bisa membuat orang menunduk kagum, namun jika pada akhirnya kamu tahu kekaguman itu juga termasuk kebebasan mencela.

Yukk deh.. kita mulai mengatur hidup masing-masing. Ribet kalau ngatur orang lain. Jika kita sudah pandai mengatur apa yang ada di dalam secara benar, yang keluar akan memainkan perannya dan mengikuti apa yang bermanfaat dari dalam. Tidak akan ada yang percuma jika kita mulai bekerja sesuai aturan.


Sedikit cerita tentang aturan
Oh... mungkin yang paling membuat saya menggelengkan kepala adalah kejelasan aturan dilarang memakai bahan jeans saat sedang melayani di gereja. Iya... kemarin baru pembinaan dan diharapkan semua pelayan tidak memakai bahan jeans. Sayangnya aturan ini ditertawakan :(
Sebagai bentuk ejekannya adalah "cie... yang langsung dipake nih aturan dari dewan", Lah... terus kenapa? Harusnya bangga dong.. karena kita jadi seorang leader yang  mampu menembus cara pandang yang salah. Percaya deh... aturan yang baik akan difollow kalau dilakukan dengan bermanfaat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow my Twitter @_heniie