Minggu, 23 Juni 2013

Sepulang Gereja

Sepulang dari gereja, aku dan teman-teman bersepakat untuk berkumpul. Rencananya hari ini kami akan membicarakan rencana pernikahan teman kami. Iya... teman kami sebentar lagi akan menikah. Wah... tidak disangka-sangka. Ternyata kami semua hampir dua puluh dua.
Sebenarnya aku agak tersendat-sendat menuju lokasi pertemuan. Betapa tidak, aku tidak tau lokasi yang dimaksud. Namun untunglah.. temanku dengan baik hati, mengirimkan pacaranya untuk datang menjemputku.
 Di atas meja makan, kami berlima berkumpul. Aku bahagia. Akhirnya kami, teman-teman sidi yang biasanya sibuk sendiri, bisa dekat lagi.
Di antara kami berlima, yang sudah punya 'calon' pendamping ada dua orang.
Perbincangan pernikahan seputar tempat pernikahan, adat yang akan dipakai. Temanku yang sebentar lagi akan menjadi calon pengantin, ternyata mendapatkan orang dari suku Batak. Hihihi.... dia sih pernah berucap, bahwa tidak akan memakai adat-adat yang terkenal dengan ribetnya. Namun... ujung-ujungnya tetap saja, adat harus dipakai. Begitu prinsip calon keluarga laki-lakinya.

Berbincang cukup lama, tunjuk sana sini siapa yang selanjutnya menyusul untuk menikah. Kami tertawa, tentu saja yang punya calon lebih dahulu, ujarku. Tiga orang yang belum memiliki calon ternyata sigap menerima semua pertanyaan mengenai pertanyaan masa depan ini.
"Ayo Hen..." kata kedua temanku. Jadilah kami silih ganti meledek sana sini.

Sebenarnya yang paling aku takutkan adalah salah satu temanku yang sempat aku ceritakan tentang seseorang yang kerap kali ingin bertemu denganku dan ia kemudian menjadikannya bahan bercandaan. Sebenarnya aku tidak suka. Namun.. ya sudah.. anggap saja angin lalu. Untung ketika ia menyebut namanya, teman-temanku tidak menyadari. Aku teruskan saja bercandaan kami. Hampir saja terbawa memori masa lalu.
Namun... aku menjerit dalam hati.. Aku tetap mengharapkan yang terbaik, sambil menanti dan memilih.
Pada akhrinya, aku memiliki kesimpulan :
Seharusnya yang belum pasti disimpan saja sendiri. Jangan terlalu dibagi-bagi. Nanti kalau tidak jadi. Ujung-ujungnya kecewa sendiri.

Akhirnya percakapan mengenai pernikahan temanku sampai di sini. Kami pulang dengan memiliki kesan dan penilaian masing-masing terhadap calon temanku. Semoga Tuhan menggoreskan cerita yang indah kepada hidup kami. Amin :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow my Twitter @_heniie