Kamis, 11 Juli 2013

Berjalan sambil Menerima

Entah harus mencucurkan air mata atau tersenyum sambil menutup muka, ketika melihat kondisi nilai yang seakan-akan statis. Bersyukur? Iya pasti karena pepatah mengatakan "lebih sulit mempertahankan daripada membuat naik ke atas"
Sudah berjanji kepada diri sendiri, tidak akan kecewa jika mendapatkan nilai sesuai ataupun tidak sesuai perjuangan tanpa ada walaupun. Seakan semuanya sudah diatur dan sekalipun sudah melakukan yang terbaik, jika memang sudah waktunya terjadi. Terjadilah. Apapun... ya apapun itu.
Hal yang benar-benar harus dilakukan sekarang adalah menerima. 
"Bukan Ukuran Saya" iya.. postingan tersebut kembali membuat saya sadar, betapapun sudah merasa melakukan yang terbaik, walaupun dengan cara jungkir balik, atau begadang dengan kopi tiga cangkir. Namun ketika memperoleh hasil yang kurang maksimal, seakan-akan semesta menampar begitu hebat.
Ya semesta menampar.
"kamu pikir kamu sudah melakukan apa? Kamu pikir itu hasil kerja kerasmu? Kamu pikir kamu hebat? Kamu pikir segala usahamu akan 'mulus begitu saja? HA! Silahkan berkaca" begitu kata semesta

Ketika saya mengatakan hal ini pada mama saya, ia hanya terlihat pasrah, "ya sudahlah", katanya.  Ia tahu, ia tidak pernah sekolah, jadi ia hanya dapat mengatakan "rejeki itu masing-masing". Ia memang tidak mengenal nilai, yang ia tahu, nilai C adalah buruk sedangkan nilai A adalah sempurna. Jadi, ia percaya semua nilai adalah rejeki. Apapun itu bentuknya. Namun nilai C adalah rejeki yang tidak begitu bagus, menurutnya.

Saya percaya Tuhan pencipta semesta ini akan memutar saya lebih jauh... entah.. memutar ke bawah atau ke atas. Ikuti saja. Hal yang benar-benar baik adalah menerima dengan senyuman semua rencana-Nya. Sambil saya berdoa dan bersiap 'bertempur' ke arah lebih jauh lagi. Mungkin, Ia mau tahu, apakah saya setia dalam perkara kecil. Nilai adalah perkara kecil =') Sehingga, saya sudah punya kemampuan untuk setia kepada perkara-perkara besar.

Ketika saya menulis ini perasaan saya campur aduk. Entahlah... mungkin setelah melihat daftar nilai yang.. yah... biasa saja. Saya pasti tidak akan pernah mendapatkan predikat cumlaude sampai akhir tutup transkip nilai. Perhitungan saya sih begitu. Menembus ipk 3.00 seakan seperti ingin menembus antara gedung yang satu dan gedung yang lainnya. Jika teman-teman saya membutuhkan lima peluru untuk mendapatkan nilai B. Saya butuh tiga kali lipatnya.
Saya tahu di dalam diri saya ada bagian yang tidak bisa memuaskan para pemberi nilai dan pengajar. Saya tahu... seberapa usahapun saya bepikir, tetap dirasa kurang. Saya kecewa, iya. Tapi saya tidak akan menyerah, karena Tuhan memberi janji yang indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow my Twitter @_heniie