Senin, 25 Februari 2013

"Nanti Kalau Sudah Waktunya"

Gue senang mendengar teman-teman bercerita tentang perjalanan cinta mereka. Walau jenuh dan bergulat di cerita yang masih sama. Namun gue senang mendengarnya. Kisah mereka unik, mengulik dan membuat inspirasi. 
Gue sebagai teman yang rese pun sering berkomentar. Membuat ulah dan saran-sarang yang gak masuk akal. Sekadar ikut nimburung, ikut tertawa, dan ikut men"cie-cie"kan.
Selebihnya gue diam.
Gue kadang-kadang berceletuk "yaelah... gitu doang" atau "ayo dong pastikan", 
"mau sampai kapan sih?" atau "siapa lagi sekarang?"
Namun teman-teman gue baik semua. Mereka jarang beceletuk "Jomblo sih", namun mereka lebih sering menggunakan kiasan yang lebih apik, misalnya "Heni sih gak ngerasain"
Hem... separah itukah aku? Ini sudah semester akhir dan rasa belum juga berubah.

Selalu membual puisi rindu, menaruh hati kepada si abstrak yang entah siapa itu.
Selalu komentar sok bijak. Padahal komentarnya cacat permanen.
Sebenarnya, gue sendiri sadar. Akan keberadaan si dia, sia dia, dia, dia yang cuman ada di hayalan --"
Tapi gue gak berani berkespetasi tinggi. Gue gak berani berharap lebih. Karena sakit hati, sembuhnya gak cukup sekali.
Inspirasi cerita gue kadang-kadang dari masa lalu, yang sebenarnya nggak pernah menjadi awal. Sampai pada akhirnya, gue kadang-kadang memosisikan diri gue di antara mereka. Bagaimana mereka tersenyum karena rindu, menangis karena sudah terlalu pilu, dan tertawa karena dia lucu.
Gue mencoba memahami itu.
Namun.... pada akhirnya seorang teman berkata "nanti kalau sudah waktunya, kamu akan merasakan seperti kita Hen. Sekarang dengarkan kami saja dulu"
Lalu aku diam, berdoa, dan mengaminkan. Entah kapan waktu "itu" :)

1 komentar:

Follow my Twitter @_heniie