Kamis, 21 Februari 2013

Please, thank you, and Sorry

Apa hubungan "Please", "Thank you", dan "Sorry" dengan suatu budaya?
Jika dalam bahasa Indonesia "Tolong", "terima kasih", dan "maaf".
Tiga kata itu merupakan sebuah terjemahan penting dari cermin sikap hidup suatu budaya.
Mengapa? Itu baru terjawab tadi siang.
Siang tadi di kelas C2.07, tergambar sudah apa perbedaan kebiasaan pengucapan ini jarang ditemukan di budaya Indonesia. 
Do you remember something?
Karena budaya kita tidak menghargai sastra. Sastra emang gak langsung berdampak seperti mempelajari ekonomi. Hasil dari sastra adalah tulisan. Ketika tulisan dibaca, pikiran sesorang dikemukakan melalui bait-bait tulisan, maka akan timbulah sebuah kebijaksanaan baru. 
Itulah mengapa orang 'barat' tidak sungkan-sungkan mengatakan "please", seperti di Indonesia yang sulit sekali untuk dilakukan memnita kata dengan memakai kata "tolong". 

Ketika saya mengikuti mata kuliah ini, sorenya saya dikejutkan dengan suatu sikap seseorang. Iya... seseorang itu adalah ketua kelompok tim kami sewaktu kuliah kerja nyata.
Seharusnya saya tidak boleh mengukur, namun saya dan teman saya sudah bekerja keras. Alangkah tidak bijaksananya beliau. Sama sekali tidak mengucapkan "terima kasih" atau "thank you"
Saya jadi teringat sesuatu. Waktu saya dan teman saya masih mengerjakan laporan tim kami, dia dengan seenaknya menanyakan "Laporan kapan selesai?" 
WHAT? Saya tersinggung. Dia sama sekali nggak menanyakan "Ada yang perlu dibantu?" atau "Ada yang masih kurang?" atau MINIMAL.... dia berkata "Laporannya kapan selesai? Tolong"
Di mana tiga kata yang sederhana itu? "Tolong", "Maaf", dan "Terima kasih"

Sebenarnya ketika di dalam kelas sudah diterangkan bahwa budaya kebiasaan membaca yang seharusnya diterapkan sejak kecil mencerminkan sikap atau tingkah laku seseorang di lingkungan sosialnya.
Saya sebenarnya kecewa. Ketika seseorang dengan jahatnya tidak memakai ketiga kata itu.
Satu hal, jangan sampai kata "Maaf" atau "Sorry" menjadi kata yang 'biasa' saja untuk diucapkan. Karena di dalam suatu bacaan, di dalam suatu pemikiran juga, kata "Maaf" mempunyai arti secara dalam, jadi hendaklah menggunakan ketiga kata ini secara bijaksana.
Cara bijaksana itu mudah, sering membaca, memahami, dan peka terhadap kehidupan sosial. 
Sekian celotehan saya.
Selamat malam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow my Twitter @_heniie